Selasa, 14 Juni 2011

KUMPULAN CERPEN MAHAR

• TEMA : AGAMA
 Cerpen “ Dzikir “
 Cerpen “ Mahar “
 Cerpen “ Tasbih “
 Cerpen “ Cadar “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang cerita ajaran-ajaran agama islam. Ada yang menceritakan cerita yang tokoh di dalam cerpen tersebut sangat mencintai dan merindukan Allah seperti di dalam cerita cerpen “Dzikir” dan cerpen “Mahar”. Ada juga yang menceritakan tentang kefahaman dalam ajaran agama islam seperti dalam cerita cerpen “Cadar”. Selain itu ada juga yang menceritakan seorang tokoh yang dahulunya meninggalkan kewajiban-kewajiban yaitu sholat, mengaji, berdzikir, dan berdoa, tetapi setelah ibunya meninggal ia menjadi sadar dan rajin mengerjakan kewajiban-kewajibannya seperti dalam cerita cerpen “Tasbih”.
Cerpen “Dzikir” menceritakan tokoh aku yang sangat merindukan Allah. Dia selalu membawa tasbih di tangannya ketika pergi saja dan berdzikir dengan butiran-butiran tasbih tersebut. Karena hanya itu dia bisa tenang dan merasa dekat dengan Allah. Bahkan foto-fotonya yang berada di dinding itu dilepasi semua dan di ganti dengan nama-nama Allah. Karena menuliskan nama-nama Allah di semua dinding rumah merupakan cara dia untuk selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun. Suatu hari ibunya meninggal dunia. Tokoh aku dengan besar hati menerima takdir kematian ibunya yang telah dituliskan oleh Allah. Dia yakin, rasa cinta pada ibunya dan rasa cinta pada Allah. Akan memberi ibu sebuah tempat yang layak di sisiNYA.
Cerpen “Mahar” menceritakan tokoh aku yang bernama Maya. Maya sering kali menyendiri setiap malam di seperempat malam menjelang fajar. Dia memakai mukena, sajadah dan Al-qur`an yang di berikan suaminya sebagai mahar di pernikahannya tiga belas tahun yang lalu hanya untuk meluapkan rasa cinta dan rindunya kepada Allah dengan melakukan sholat dan membaca Al-qur`an. Dia sangat mencintai Allah lebih dari mencintai suaminya. Dia ikhlas jika suaminya menikah lagi karena dia bahagia melihat suaminya tidak kesepian lagi ketika dia di seperempat malam menjelang fajar menghadap Allah untuk beribadah.
Cerpen “Tasbih” menceritakan tokoh aku yang senang dengan pemberian berupa barang dari ibunya. Barang itu adalah tasbih yang terbuat dari kayu cendana delapan tahun yang lalu. Ibunya menyarankan agar digunakan untuk menemani saat-saat yang terbaik dan terjelek dalam hidupnya. Tokoh aku sungguh tak menyangkah jika barang itu menjadi tanda ibunya berpamitan padanya. Akhirnya Dia sadar dan tahu apa yang harus dilakukan. Hanya dengan beribadah dan berdoa kepada Allah yang bisa membantu ibunya di Akhirat. Dengan tasbih itu dia sangat rajin berdzikir dan memohon ampunan kepada Allah. Tokoh aku melihat dalam bayangannya ibunya sedang tersenyum padanya.
Cerpen “Cadar” mencritakan tokoh aku yang bernama Dien. Dia adalah 5 bersaudara, tetapi hanya dia yang paling muslimah. Dia menutupi aurotnya dengan memakai baju panjang, jilbab, bahkan memakai cadar. Tetapi orang tuanya dan kakaknya menyuruhnya untuk melepas cadar. Lalu dia mengikuti perintah orang tuanya untuk melepas cadar. Dia juga tahu kalau memakai cadar itu hanya sunnah. Yang terpenting adalah mencadari hatinya dari hal-hal yang buruk, mencadari matanya, telinganya, hidung, bibirnya dan juga mencadari hidupnya dari kesesatan duniawi. Dia melakukan itu karena kecintaannya kepada Allah.


Komentar Saya :
Cerita yang diangkat menceritakan suatu kecintaan manusia kepada penciptanya yaitu Allah. Kecintaan itu dilakukan dengan menjalankan perintahnya karena hanya dengan itu dapat mendekatkan diri pada Allah. Kepribadian tokoh yang diceritakan sangatlah kental dengan kehidupan islami seperti kehidupan nyata pada saat ini. Bahasa yang digunakan terpelihara kebakuannya dan mudah di pahami.


• TEMA : PERNIKAHAN
 Cerpen “ Pernikahan Malikha “
 Cerpen “ Bukan Emas Kawin “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang suatu pernikahan yang terjadi. Ada yang menceritakan rencana pernikahan yang sangat meriah seperti dalam cerpen “Pernikahan Malikha”. Ada juga yang menceritakan pernikahan yang dirasanya itu tidak bahagia dalam kehidupannya seperti cerpen “Bukan Emas Kawin”.
Cerpen “Pernikahan Malikha” menceritakan tentang rencana pernikahan antara Hamdan putra tunggal dari orang terkaya di desa itu yang bernama Pak Dullah dengan Malikha putri dari teman dekat Pak Dullah. Hamdan sangat mencintai Malikha, begitu juga dengan Malikha. Pernikahan itu akan sangat meriah. Akan ada pesta pernikahan tujuh hari tujah malam di desa itu.
Sedangkan cerpen “Bukan Emas Kawin” menceritakan tokoh aku yang bernama Vietrie. Dia menikah tanpa di dasari rasa cinta atau senang. Tetapi pernikahan itu tetap terjadi atas permintaan keluarganya. Pernikahan yang bagi sebagian orang sangat membahagiakan, baginya biasa-biasa saja bahkan tidak ada rasanya. Kehidupannya dengan suaminya juga sering bersi tegang dan marah-marahan. Tetapi ia tetap berusaha mempertahankan pernikahannya.
Komentar Saya :
Cerpen “Bukan Emas Kawin” seseungguhnya bersifat idealism, ini dapat dilihat dari isi cerpen yang menceritakan bahwa teguhnya pendirian tokoh aku yang ingin mempertahankan kewajibannya meskipun dalam pernikahannya tanpa di dasari rasa cinta. Cerpen “Pernikahan Malikha” membawahkan cerita yang sangat menarik dengan menceritakan sepasang kekasih yang saling mencintai dan akan melangsungkan pernikahan yang pestanya tujuh hari tujuh malam. Alur yang digunakan dalam kedua cerpen itu adalah maju-mundur sehingga membuat cerpen-cerpen ini sedikit sulit dipahami

KUMPULAN CERPEN BULAN REBAH DI MEJA DIGGRES

• Tema : Kerinduan
 Cerpen “ Rumahku Segalanya “
 Cerpen “ Sum Sudah Pulang “
 Cerpen “ Mona “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang kerinduannya sesuatu, misalnya pada tempat tinggal seperti dalam cerpen “Rumahku Segalanya”, pada seseorang yang sedang bekerja di luar negeri dan lama tidak pulang dan tak ada kabarnya seperti dalam cerpen “Sum Sudah Pulang” dan dalam cerpen “Mona”.
Cerpen “Rumahku Segalanya” menceritakan tokoh aku yang merindukan rumahnya beserta isinya. Dia ingin kembali ke rumahnya dulu yang menghadap lautan, tidak begitu dekat dengan tepi pantai. Yang ia tinggalkan bertahun-tahun karena berpetualang atau mengembara dari satu tepi pantai ke ujung pulau lainnya. Mendaki pegunungan dan menuruni lereng. Akhirnya tokoh aku pulang dan mengakhiri petualangannya itu hanya karena kerinduannya pada rumah beserta isinya. Sesampai di rumahnya yang sudah lama di tinggalkan, ia langsung mengambil air membasuh seluruh tubuh. Dia kenakan sarung dan kopyah, dia langsung melakukan sholat.
Cerpen “Sum Sudah Pulang” menceritakan tokoh aku dan semua tetangganya yang merasa amat bahagia karena Sum yang menjadi TKW di Malaysia akhirnya pulang juga. Tokoh aku dan Si Mbok merasa cemas dan takut karena maraknya pemberitaan tentang penyiksaan TKI di Malaysia. Di sisi lain mereka sangat rindu dengan Sum yang sudah lama tidak pulang dan tak ada kabar. Sum di sana mendapatkan majikan yang kejam dan mata buaya. Akhirnya Sum tidak kembali lagi bekerja ke Malaysia. Dia akan menikah dengan Jumadi.
Cerpen “Mona” menceritakan tokoh Mona yang sering menyendiri di tepi pantai untuk menunggu suaminya Zastmokovic yang belum pulang dari berlayar ke luar negeri hingga usia perkawinannya yang kelima. Mona percaya pada suaminya. Ia yakin bahwa suaminya yang jujur tak akan membohonginya. Tidak ada kabar sama sekali dari Zastmokovic. Tetapi Mona akan selalu menunggu suaminya itu. Dia sangat merindukannya dan dia juga sangat mencintainya, hingga tidak bisa membuat hatinya terbagi.


Komentar Saya :
Dalam cerpen-cerpen di atas penulisan bahasanya telah menggunakan ejaan yang sudah disempurnakan. Jadi cerpen ini lebih mudah untuk dipahami. Ceritanya juga membawahkan cerita yang cukup menyedihkan namun menarik, sehingga pembaca dapat tertarik dengan kemenarikan cerita-cerita tersebut. Alur cerita ketiga cerpen di atas adalah alur maju mundur atau alur campuran.


• Tema : Lika-liku Dalam Rumah Tangga
 Cerpen “ Bulan Rebuh Di Meja Diggres “
 Cerpen “ Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ? “
Sinopsis :
Kedua cerpen di atas menceritakan tentang permasalahan dalan kehidupan berumah tangga. Ada masalah tentang orang ketiga dalam rumah tangga seperti dalam cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres” sehingga sang istri merasa terasingkan dalam keluarga. Ada juga masalah tentang kegagalan dalam rumah tangga yang gagal mendidik anak-anaknya, gagal menjadi suami yang baik untuk sang istri seperti cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam”. Sehingga merasa kesepian di tinggal orang-orang yang di sayangi.
Cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres“ menceritakan tokoh Vivi yang sering kali datang di kafe Diggres. Dia selalu menghabiskan malam di kafe itu dengan ditemani rook mild-nya. Terlalu banyak mendesak beban dalam dirinya. Soal putri satu-satunya yang diambil paksa oleh mertuanya. Tentang suaminya yang berselingkuh dengan teman sekantornya. Bahkan mereka sudah merencanakan untu menikah. Kalau rumah tangganya di ibaratkan dengan sebuah kapal, maka kapal itu sekarang sudah bocor oleh gesekan batu karang yang tajam. Dan dia yakin lambat laum kapal itu akan tenggelam.
Cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ?“ menceritakan tokoh yang bernama Sam (55) itu merasa bener-benar kesepian. Habis di tinggal lima anaknya yang merantau dan terlantar. Meski tinggal seatap dengan istrinya, tetapi Sam tidak pernah di gubris oleh Mar istrinya. Mar pernah di kecewakan Sam yang diam-diam beristri lagi. kekecewaan itu terus ia pupuk. Lelaki itu merasa sangat kesepian. Malam baginya adalah siksa. Dan dia berfikir kapan Tuhan menghapus malam sekali saja dalam perjalanan ini. Sam menyesal telah melakukan berbagai kesalahan dalan hidup rumah tangganya. Ia gagal menjadi ayah dan suami yang baik. Suatu hari Tuhan menghapus malam dari malam-malam Sam yang lain, Sam meninggal dunia.


Komentar Saya :
Cerpen-cerpen ini sangat bagus untuk mengoreksi diri khusunya bagi orang sudah berumah tangga atau berkeluarga. Bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi terdapat kata-kata perumpamaan sehingga sedikit sulit pembaca dapat memahaminya. Cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres“ alurnya maju, sedangkan cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ?“ alurnya campuran.




• Tema : Cinta
 Cerpen “ Bidadari Yang Mengepak Di Malam Takbiran “
 Cerpen “ Elang Di Atas Cangkang “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang sebuah kekutan cinta yang ada pada sepasang kekasih hingga menjadi sepasang suami istri. Walau terdapat godaan dalam rumah tangganya, kekuatan cinta antara mereka berdua bisa mengatasinya.
Cerpen “Bidadari Yang Mengepak Di Malam Takbiran“ menceritakan pasangan suami istri yang bernama Anton dan Karina. Mereka dahulu menikah tanpa restu orang tua dari Karina. Dalamnya rasa cintanya yang membuat mereka nekad untuk tetap menikah walau tanpa restu dari orng tuanya. Akhirnya Karina di usir dari rumah setelah pernikahan itu. 8 tahun ia menjalani hidup bersama Anton dan dikaruniai 1 anak perempuan yang bernama Fitri. Karina ingin bersilatuhrahmi dengan orang tuanya lebaran nanti setelah 8 tahun tak bertemu. Rasa takut menghantuhi perasaan mereka berdua ketika dalam perjalanna ke rumah orng tua Karina. Mereka takut di tolak kehadirannya itu. Sesampai di rumah orng tua Karina, papa karina menyambutnya dengan ramah. Mama Karina sudah sebulan obname di rumah sakit karena komplikasi. Mamanya senang mereka datang karena sudah 8 tahun tahun tidak bertemu anak dan menantunya, bahkan sekarang mamanya mempunyai cucu dari mereka. Kehadiran mereka menjadi keutuhan keluarga di saat kumandang takbir di malam Idul Fitri.
Cerpen “Elang Di Atas Cangkang“ menceritakan tokoh Maman seorang nelayan yang setiap malam melaut demi mewujudkan keinginan istrinya, yang ingin televisi dan tape recorder. Maman melaut dengan ditemani seeokor burung Elang yang singgah di cangkang prahu maman. Ranis istrinya sangat mencintai Maman. Ketika Maman sedang melaut, maman dan berung elang di terjang oleh badai yang anginnya sangat besar, ombaknya bergulung-gulung. Ranis mendesis dekat di tubuh Maman yang belum siuma akibat di terjang badai itu. Ia tiupkan nafas baru ke mulut Maman sambil berkata “ini aku Ranis perempuan yang sngat mencintaimu”. Lalu mata Maman berkejab-kejab dan Maman mulai siuman.


Komentar Saya :
Bahasa yang digunakan dalam cerpen-cerpen ini sangat mudah dipahami karena memakai bahasa Indonesia. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga dalam cerita. Setting dan latar yang digunakan sangat jelas. Karakteristik cerpen-cerpen ini adalah kekuatan cinta. Alur kedua cerpet di atas adalah alur maju mundur atau campuran.

KUMPULAN CERPEN NUMI

• Tema : Wanita yang tegar dan kuat
 Cerpen “ Numi”
 Cerpen “ Aku Merindui Pagi Yang lain “
 Cerpen “ Kebun Bunga dan Rumahku “
 Cerpen “ Ini Tentang Mimpimu, Tayaka “
 Cerpen “ Rumah Kita Di Musim Kenangan”
 Cerpen “ Malam Basah Di Luar Kaca “
 Cerpen “ Berhentilah Menangis, Nak “
 Cerpen “ Palung Laut, Elang Langit “
 Cerpen “ Ia Terus Menari Ketika Senja “
 Cerpen “ Kau Tidak Datang Hari Itu “
 Cerpen “ Saya Belum Pulang Malam ini “
 Cerpen “ Rumah Pada Musin Lain “
Sinopsis :
Kumpulan cerpen yang berjudul “Numi” hasil karya Yetti A.K.A ini terdapat isi 12 cerpen. Cerpen-cerpen hasil karya Yetti A.K.A mempunyai judul-judul yang menarik. Penulis cerpen ini sangat bebas dalam mengekspresikan dirinya. Tema cerpen ini tentang Wanita yang tegar dan kuat.
Cerpen “Numi”menceritakan tokoh seorang lelaki yang bernama Dik. Dik berperan sebagai wanita yang sempurna pada suatu teater. Walaupun sesungguhnya ia telah memiliki istri dan anak. Bahkan dia meninggalkan anak dan istrinya karena dia terbawa oleh peran pada teater yang dilakoninya sebagai wanita. Istrinya selalu mengarang berbagai alasan untuk diceritakan kepada anaknya jika anaknya mempertanyakan soal ayahnya. Wanita itu selalu menutupi keburukan suaminya dan hanya mengambil segi positif yang ada difikirannya.
Cerpen “Aku Merindui Pagi Yang Lain” menceritakan tentang sosok wanita yang pernah diperkosa oleh rombongan orang-orang jahat pada masa lalunya, sehingga memperoleh seorang buah hati. Anaknya bernama Yayi yang dia rawat sendiri hingga dewasa dengan rasa kesabarannya dan ketabahannya.
Cerpen “Kebun Bunga Dalam Rumahku” menceritakan tokoh seorang wanita yang rela melepas kekasih yang dia cintai untuk wanita lain karena wanita tersebut mungkin lebih bisa membahagiakannya karena ia berfikir bahwa kita dapat mencintai seseorang dengan cara kita sendiri. Dia mungkin pula menjadi kupu-kupu, menangiskan sekentum bunga yang hilang dari masa silam. Kupu-kupu yang suatu kelak akan pergi ke negeri tak terbayangkan.
Cerpen “Ini Tentang Mimpimu,Tayaka” dan “Rumah Kita Di Musim Kenangan” dalam cerpen ini sama sama menceritakan tentang impian dan keinginan seorang wanita yang ingin seperti masa lalunya yang memiliki kesempurnaan hidup, tidak seperti saat ini yang ada hanya kesedihan akan ingatan masa lalu yang indah yang menghantuinya.
Cerpen “Malam Basah Di luar Kaca” menceritakan cerita seorang wanita bisu yang di poligami, akan tetapi ia tinggal seatap dengan istri baru suaminya tersebut dan sedihnya lagi ia disitu menjadi seorang pembantu yang tanpa di mengerti oleh istri barunya bahwa wanita bisu itu adalah istri suaminya. Dia hanyut pada malam-malam yang hanya berupa ruang tanpa akhir, ruang tnpa dinding.
Cerpen “Berhentilah Menanggis, Nak” menceritakan tentang tokoh seorang anak yang memiliki ayah yang kejam dan ketika ia menanggis karena ayahnya, ia selalu diberi cerita oleh ibunya jika ia menanggis, ia akan di bawa oleh penghuni hutan juring karang, yang ternyata ayahnya tersebut bukanlah ayah kandungnya dan ternyata ia adalah anak dari hasil korban pemerkosaan di hutan tersebut.
Cerpen “ Palung Laut, Elang Langit” cerpen ini menceritakan tentang rasa sayang seorang ibu kepada anaknya yang disisi lain suaminya selalu menyalahkannya atas apa yang dilakukan oleh anaknya, akan tetapi wanita ini selalu mencoba sabar dan mengerti akan semua kelakuan anak laki laki dan suaminya. Sungguh dia rindu memberikan dongeng pada anaknya. Mendengar mereka bertanya polos. Terlebih dia hanya ingin anak-anaknya tetap berwajah lembut.
Cerpen “Ia Terus Menari Ketika Senja” cerpen ini sangat mengharukan karena menceritakan seorang wanita yang menikah dengan tanpa ada rasa cinta yang dimiliki sang suami kepadanya. Sampai pada akhirnya ia rela meninggalkan suaminya dengan membawa anaknya pergi ketika tahu bahwa suaminya telah mencintai wanita lain, dan merupakan keikhlasan yang sangat langka yang dilakukan wanita untuk melepas seorang suami yang dicintainya untuk orang lain selamanya .
Cerpen “Kau Tidak Datang Hari Itu” lebih menceritakan tentang kekecewaan seorang wanita yang bernama milia yang hanya diberi janji-janji dan perkataan yang selalu menyakitkan oleh kekasihnya, yang selalu mengganggap dirinya benar dan milia hanya tersenyum dalam menyikapinya. Kekasihnya lalu menikah dengan wanita lain. Kabar pernikahannya begitu dingin sampai padanya. Dia akhirnya lebih memilih mengalir saja, bagai waktu, bagai angin, bagai air. Dia tidak suka lagi membangun mimpi.
Cerpen “Saya Belum Pulang Malam Ini” pada cerpen ini menceritakan tentang seorang anak gadis yang trauma akan rumah tangga ayah dan ibunya, yang dimana ibunya di poligami secara halus oleh ayahnya. Dan ibunya senantiasa menerimanya. Ibunya yang tetap bisa mencintai ayahnya. Tapi dia masih belum bisa menerima perlakuan ayahnya yang menikah lagi karena dia masih merasa kasihan dan tidak tega melihat ibunya yang di madu oleh ayahnya.
Cerpen “Rumah Pada Musim Lain” menceritakan seorang wanita bernama Sih yang memilih takdirnya sendiri untuk pergi dari tanah lelaki. Menujuh rumah pada musim lain, musim bunga. Sebab dia seorang perempuan. Walaupun dia tetap rindu Dusun Lembah. Rindu padalelaki pegaru, dan melahirkan begitu banyak cinta darinya.
Komentar Saya :
Cerita cerpen-cerpen di atas sangat menarik dengan menceritakan tegarnya dan kuatnya seorang wanita yang madu, di perkosa hingga membesarkan sendiri anaknya, merelakan orang yang dicintainya menikah dengan orang lain, bahagia melihat kekasihnya mendapatkan wanita yang lebih baik darinya dan bisa membuat kekasihnya itu bahagia, dan lain-lain. Sehingga pembaca tertarik perhatiannya untuk membacanya karena kisah-kisah cerita tampil menyentuh yang begitu menyedihkan dan menyentuh. Bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, tatapi banyak majas-majas dan kata-kata perumpamaan yang melangit seperti dalam permainan irama kata yang ritmis, seperti kata-kata dalam puisi. Sehingga sedikit sulit bagi pembaca untuk mengarti dan memahami. Semua cerpen alurnya maju mundur atau campuran.

KUMPULAN CERPEN SANG PRESIDEN

• Tema : Politik
 Cerpen “ Sang Presiden “
 Cerpen “ Partai Baru “
Sinopsis :
kedua cerpen diatas menceritakan kehidupan politik yang ada di negeri ini. Pengarang menuliskan cerpen ini yang sifatnya menyindir nageri ini yang amburadul dengan semakin merajalelanya korupsi, kekacauan politik terus menjadi-jadi, konflik sosial meledak dimana-mana, pengangguran semakin membengkak tak terkendali, hukum tetap saja kusut, utang di luar negeripun kian menggelembung.
Seperti cerita dalam cerpen “Sang Presiden” yang menceritakan tokoh Haryo Timbil atau Haryo Sungkowo yang ingin menjadi presiden di Negeri tercinta ini. Sejak SMP sudah jelas bakatnya di bidang politik. Dia sering berbicara “Jadi Presiden itu gampang-gampang saja, yang penting bisa ngomong dan ngemong rakyat. Melayani kedaulatan rakyat yang harus dijunjung tinggi-tinggi, dan jangan sekali-sekali menyakiti hati rakyat”. Dia mengatakan begitu karena dia muak dengan janji-janji manis Presiden kepada rakyat kecil sewaktu mencalonkan diri menjadi presiden.
Sedangkan dalam cerpen “Partai Baru” menceritakan tokoh Bandempo yang gemar dengan kampanye, tetapi dia tidak mau membeda-bedakan partai satu dengan partai lainnya karena dia cinta nereka semua. Dia tidak mau terjebak dalam fanatisme golongan atau partai tertentu. Dia terharu melihat terus maraknya dan melenggang pejabat-pejabat tinggi dari semua partai yang membudayakan korupsi, manipulasi, kolusi. Bandempo terlongong bengong melihat kenyataan itu semua. Hati nuraninya terpanggil untuk mendirikan suatu partai politik yang bukan sembarangan partai. Partai itu bernama PJB ( Partai Jin Bersatu ).


Komentar saya :
cerpen “Sang Presiden” dan cerpen “Partai Baru” ini merupakan cerpen yang sangat menarik karena menceritakan cerita yang bersifat menyindir Negeri Ini yang lagi kacau, sehingga menarik perhatiaan pembaca untuk membacanya. Bahasanya juga jelas sehingga mudah di pahami oleh pembaca.



• Tema : Kesetiaan Dalam Rumah Tangga
 Cerpen “ Parfum ”
 Cerpen “ Lukisan “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen diatas menceritakan sebuah cerita tentang seorang istri yang meragukan kejujuran dan kesetiaan suaminya. Sang istri menuduh kepada suaminya telah menghianatinya dan berselingkuh dengan wanita lain. Tetapi tuduhan sang istri itu tidak benar setelah sang istri mnyelidiki semuanya. Sang istri merasa bersalah telah meragukan kesetiaan suaminya.
Seperti cerita dalam cerpen “Parfum” yang menceritakan tokoh Kartini yang lagi mogok alias ngambek kepada suaminya, sampai-sampai Kartini tidak sudi dijamah lagi oleh suaminya Pradipto. Pradipto terlongo keras, sementara istrinya Kartini melenggang masuk ke kamar. Seperti seekor anjing yang setia pada majikannya, Pradipto melangkah mengikuti sang istri tercinta. Ternyata hanya gara-gara parfum di baju yang dia pakai kemarin yang membuat Kartini cemburu dan meragukan kesetiaannya. Pradipto menjelaskan kepada istrinya kalau bau parfum itu adalah bau parfum yang di semprotkan oleh salesgirl yang berjulan parfum di Pondok Indah Mall. Kartini masih kurang percaya dan dia menyelidiki di Pondok Indah Mall apakah yang di katakan suaminya itu benar. Ternyata yang dikatakan suaminya itu memang benar bau parfum yang disemprotkan oleh salesgirl yang berjual parfum itu. Kartini menyesal dan merasa bersalah telah meragukan kesetiaan suaminya. Kartini pun bersyukur atas kesetiaan dan kejujuran suaminya.
Sedangkan dalam cerpen “Lukisan” menceritakan tokoh Rahmanto yang senang dengan melukis. Lukisan yang rampung ia garab langsung ia pajang di dinding-dinding rumahnya. Rahmanto melukis karya terbarunya dan menempelkannya di dinding rumahnya yaitu lukisan “Ibu pedagang sayur dan anaknya”. Suryani mulai curiga ketika lukisannya tidak ada di dinding dan suaminya belum pulang karena tidak semestinya pukul 24.00 suaminya belum pulang. Padahal biasanya pukul 20.00 suaminya sudah sampai di rumah. Suryani mengira suaminya telah keluar dengan wanita lain dan memberikan lukisan kesayangannya pada wanita itu. Suryani mulai cemburu dan menuduh suaminya telah berselingkuh dengan wanita itu. Tetapi setelah Rahmanto mengeluarkan sebuah cek dari sakunya kepada Suryani yang bernilai 10 juta rupiah hasil penjualan lukisan itu dan yang membeli adalah wanita iu yang bernama Belinda seorang kolektor lukisan. Akhirnya Suryani menyesal karena sudah menuduh suaminya berselingkuh. Suryani pun mengikik keras-keras dan tak henti-henti menciumi suaminya Rahmanto.



Komentar saya :
Kedua cerpen ini menarik dengan menceritakan cerita kehidupan di rumah tangga, dimana sang istri tidak percaya lagi dan menuduh kalau sang suami berselingkuh. Cerpen ini juga menggunakan bahasa Indonesia tanpa terdapat majas-majas di dalamnya sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahaminya.



• Tema : Perselingkuhan
 Cerpen “ Kuping “
 Cerpen “ Pembunuh Bayaran “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan cerita tentang hubungan gelap atau perselingkuhan yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga. Akibat perselingkuhan itu ada yang membuahkan hasil atau anak haram seperti cerita di dalam cerpen “Kuping”, ada pula yang mengakibatkan nyawa melayang gara-gara perselingkuhan itu seperti cerita di dalam cerpen “Pembunuh Bayaran”.
Seperti cerita dalam cerpen “Kuping” yang menceritakan tokoh maryatun yang di fitnah menjalin hubungan gelap atau berselingkuh dengan Pak wongso. Mereka pun di arak paksa oleh warga kampung kedepan rumah Pak RT untuk mengakui tindakan bejat mereka. Maryatun membantah tuduhan warga tentang berita perselingkuhannya dengan Pak Wongso. Sesungguhnya warga juga mengetahui kalau Pak wongso itu Impoten. Maryatun menjelaskan kembali kalau Pak Wongso sudah tidak bisa apa-apa lagi ( Impoten ). Ddan dia juga menjelaskan tentang keberadaanya di rumah Pak wongso hanya membantu mengeroki punggung Pak Wongso karena Pak Wongso lagi sakit. Akhirnya Maryatun membuka kartu kalau Pak RT-lah sebenarnya yang pernah mengencaninya sampai 5 kali, sebelum dia diangkat menjadi RT. Si Cempluk anak Maryatun itu adalah bukti hasil perselingkuhannya dengan Pak RT. Istri Pak RT kaget dan shock mendengar berita kejujuran dari Maryatun.
Sedangkan dalam cerpen “Pembunuh Bayaran” menceritakan cerita tokoh Bonyong yang tergiur dengan tawaran 100 juta dan sebuah rumah BTN tipe sedang oleh Dokter muda Subrantas jika berhasil membunuh seorang Bankir terkenal bernama Dr. Bill Soponyono,MBA yang selama ini menjalin hubungan remang-remang atau berselingkuh dengan istrinya. Ketika Bonyong mau membunuh dengan menembak Bill Soponyono, Bill memberi tawaran yang lebih besar daripada tawaran Subrantas. Bill menawarkan 300 juta dan rumah mewah di kawasan real astate jika berhasil membunuh Subrantas agar hubungannya dengan istri Subrantas tidak ada yang menghalang-halangi. Akhirnya Bonyong berhasil membunuh Subrantas. Dan Bonyong mendapatkan imbalan yang di janjikan oleh Bill. Ketika Bonyong mengambil surat-surat rumah yang telah di janjikan Bill, Bonyong juga menembak Bill hingga tewas karena Bonyong tertarik pada Istri Subrantas yang sangat cantik dan seksi.


Komentar saya :
Dalam cerita di dalam cerpen-cerpen di atas itu seperti teks-teks yang ada di sebuah drama karena banyak dialog-dialog antar tokoh yang ada dalam cerita cerpen-cerpen di atas. Cerpen ”Kuping” lebih banyak menggunakan majas-majas seperti majas personifikasi dan majas hiperbola daripada cerpen “Pembunuh Bayaran”. Sehingga cerpen “Kuping” bahasanya lebih sulit di pahami oleh pembaca daripada cerpen “Pembunuh Bayaran”.





• Tema : Misteri
 Cerpen “ Jodoh ”
 Cerpen “ Obituari
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang misteri yang tidak terungkap. Dan beritanya menyebar ke masyarakat ramai sehingga terjadi perbedaan, ada yang percaya dengan kejadiaan itu dan ada juga yang tidak percaya dengan kejadian itu.
Seperti cerita dalam cerpen “Jodoh” yang menceritakan tokoh Djody yang terus mencari jodoh terutama di kontak jodoh. Djody adalah dosen hebat dan pengamat ekonomi yang kini usianya 38 tahun dan hingga kini belum mendapatkan jodoh. Ibunya yang selalu menyuruhnya menikah membuat Djody untuk cepat-cepat mencari jodoh. Akhirnya Djody mendapat kenalan wanita dari kontak jodoh. Wanita itu berasal dari kota pelajar Yogyakarta. Wanita itu mengajak Djody ketemuan di pantai parangtritis. Djody akhirnya datang di Kota Yogyakarta tepatnya di pantai parangtritis. Lalu mereka saling bertemu dan saling mengobrol dengan menaiki bendi (delman) di pinggir parangtritis. Esok harinya Koran-koran daerah dan Koran-koran Ibu kota ramai memberitakan misteri lenyapnya seorang dosen atau pengamat ekonomi dan seorang kusir dan kudanya di Parangtritis. Warga menduga wanita yang bersama Djody itu adalah jelmaan Nyi Roro Kidul.
Sedangkan dalam cerpen “Obituari” menceritakan tokoh Musarib (60) adalah orang yang gemar menulis obituary untuk mengenang sahabat kental atau sahabat karibnya yang sudah meninggal dunia. Musarib kemudian menulis obituary tentang temannya seorang Jenderal Purnawirawan yang obname di rumah sakit. Tiba-tiba Musarib merasakan dadanya nyeri, nyeri sekali. Namun dia hanya sekedar masuk angin saja. Ketika tulisan obituary tentang temannya hampir selesai, sontak ia di tikam rasa jenuh untuk meneruskan tugasnya itu. Dan dia nafsu dan hanya ingin menulis obituary tentang dirinya sendiri, dan ia mengirimkan obituari tentang dirinya itu ke kantor majalah berita mingguan yang langganan memuat karyanya. Musarib merasa seperti ajal mau menjemputnya. Makanya dia menuliskan obituary tentang dirinya sendiri.


Komentar saya :
Cerpen-cerpen diatas adalah cerpen yang menarik perhatian pembaca untuk membacanya. Apalagi cerpen “Jodoh” yang tokoh perempuannya adalah jelmaan Nyi Roro Kidul. Sehingga pembaca merasa penasaran dan ingin membacanya. Sedangkan cerpen “Obituari” lebih banyak menggunakan kata-kata perumpamaan sehingga pembaca lebih sulit untuk mengerti atau memahaminya.

KUMPULAN CERPEN SEPASANG BEKICOT MUDA

• Tema : Percintaan Remaja
 Cerpen “ Bunga “ (A.S. Sumbawi)
 Cerpen “Cerita Tentang Sepasang Bekicot Muda “ (M. Ulil Albab)
 Cerpen “ Persemaian “ (Mahwi Air Tawar)
Sinopsis :
Ketiga cerpen di atas menceritakan tentang percintaan yang terjadi di kalangan remaja. Tetapi ketiga cerpen tersebut menceritakan sebuah cinta yang bertepuk sebelah tangan karena salah seorang yang di cintai itu tidak mempunyai rasa yang sama yaitu rasa cinta seperti cerita di dalam cerpen “Cerita Tentang Sepasang Bekicot Muda” dan cerpen “Persemaian”. Selain itu ada juga sepasang kekasih yang saling mencintai, tetapi orang tua dari wanita itu tidak merestuinya karena orang tuanya matre dan akan menjodohkan dengan orang lain yang kaya raya seperti cerita di cerpen “Bunga”.
Cerpen “Bunga” yang menceritakan tokoh aku yang jatuh cinta kepada bunga desa yang bernama Marni. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan karena Marni tidak mencintainya dan Marni hanya mencintai sahabatnya yaitu Antok. Lalu tokoh aku menerima kenyataan itu dengan besar hati dan membantu Marni dan Antok agar bisa bersama menjalin hubungan. Tetapi hubungan Antok dan Marni yang di warnai rasa saling mencintai itu di tentang orang tua Marni. Orang tua marni sangatlah matre, oleh karena itu mereka melarang Marni untuk berhubungan dengan Antok. Dan akhirnya Marni pun dijodohkan dengan duda kaya dari kota.
Sedangkan dalam cerita cerpen “Cerita Tentang Sepasang Bikicot muda” yang menceritakan kedua tokah yang bernama Elba dan Erna. Mereka dua mahasiswa yang berlainan kampus. Erna fakultas kedokteran, sedangkan Elba di Psikologi jurusan spesialisasi psikologi anak. Klop keduanya seperti batang pohon dan air kali yang saling membutuhkan. Satu menangani fisik, satu yang lain menangani kesehatan batin. Dengan seringnya kedekatan mereka, akhirnya Elba jatuh cinta kepada Erna. Tetapi Erna tidak bisa membalasnya karena Erna mulai mencintai suaminya. Dan dua hari lagi Erna dan calon suaminya akan menikah.
Sedangkan dalam cerpen “Persemaian” menceritakan tokoh yang bernama Riyana. Riyana sudah lama jatuh cinta kepada Aji, tetapi Aji pergi enta kemana setelah meninggalnya kekasihnya yang bernama Hasanah. Riyana sedih tergegap, kelopak matanya berkedip-kedip mengikuti irama suara dari seberang.

Komentar saya :
Ketiga cerpen di atas membawahkan cerita yang begitu menarik karena cerita-ceritanya sangat menyentuh dan mengharukan, sehingga dapat menarik perhatian perhatian khususnya para remaja untuk membacanya. Dalam penokohanya, karakter untuk tiap tokoh, dapat diketahui secara langsung dari pengarang yang menguraikan sifat tokohnya secara langsung. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Penulisan bahasa yang runtut, sehingga mudah dipahami pembaca.


• Tema : Agama
 Cerpen “ Sebuah Kitab “ (Iman Romanshah)
 Cerpen “ Kiai Zami “ (Iwan R.S)
 Cerpen “ Perempuan Penunggu hujan “ (Mahwi Air Tawar)
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang ajaran agama islam dan tokoh agama yang di hormati, disegani, di kagumi sehingga menjadi panutan masyarakat seperti dalam cerpen “Sebuah kitab” dan cerpen ”Kiai Zami”. Selain itu ada pula yang menceritakan tokoh yang menjalani hidup dengan ekonomi yang sangat kurang, sehingga mengambil jalan pintas dan keluar dari ajaran agama islam dengan melakukan pesugihan yang seperti di ceritakan dalam cerpen “Perempuan Penunggu Hujan”.
Cerpen “Sebuah Kitab” menceritakan cerita tokoh Gus Syah. dia adalah putra dari Kyai Iman yang paling disegani oleh santri dan masyarakat Karangturi. Keluarga Kyai Iman sangatlah di hormati dan di segani oleh warga kampung Karangturi karena keramahannya dan kefahamannya tentang ilmu agama islam. Tiba-tiba di malam hari datang seorang perempuan yang tak di kenal ke rumah Gus Syah. Perempuan itu membawah sebuah kitab ddan memberikan sebuah kitab itu untuk Gus Syah. Lalu Gus Syah menunjukkan sebuah kitab itu kepada ayahnya. Kitab itu di buka pelan-pelan dan ketika Kyai Iman menutupnya, dengan air mata menetes sambil wajahnya mendongak ke atas. Kyai Iman menjelaskan kalau perempuan yang mendatangi Gus Syah itu adalah istri atau ibu Gus Syah yang 20 tahun lalu meninggal dunia.
Cerpen “Kiai Zumi” yang menceritakan tokoh Kiai Zumi. Kiai Zumi adalah orang yang cukup dikenal dan kerap disatroni masyarakat, walaupun dia tidak memiliki pesantren dan santri, orang-orang ikhlas membubuhkan Kiai di depan namanya. Karena masyarakat senang bertukar pikiran perihal proses hidup dan sesudah hidup dengannya. Kiai Zami tinggal di Surau, yang setiap malam rumah Pak Kiai Zami di datangi dan di kelilingi oleh puluhan ekor anjing. Warga merasa terganggu dengan kedatangan anjing-anjing itu, dan warga mengusirnya. Namun di setiap malam anjing itu datang kembali dan jumlahnya pun bertambah banyak. Para warga pun heran dan menduga. Anjing jelmaan Jin atau Malaikat kah yang selalu datang dan memutari rumah Kiai Zami itu. Suatu hari ketika selesai sholat subuh, Kiai Zami pulang ke Rahmatullah. Tengah malam kembali puluhan anjing itu berdatangan, kali ini menuju pemakaman Kiai Zumi kemudian anjing itu berkelintar mengelilingi makam itu.
Sedangkan dalam cerita cerpen “Perempuaan penungguh hujan” menceritakan tokoh yang bernama Mariyam. Mariyam bekerja sebagai penyambit rumput. Dia berjuan sendiri untuk menghidupi hidupnya sendiri setelah suaminya meninggal dunia. Mariyam menyisihkan sebagiaan hasilnya untuk mewujudkan iimpiannya yaitu membuka toko. Karena himpitan ekonomi yang sangat kurang, akhirnya Maryam terpengaruh seseorang yang menawarinya pesugihan. Mariyam pun terpengaruh dan mengasihkan uangnya agar uangnya bisa berlipat-lipat ganda. Orang itu berjanji uangnya akan berlipat ganda setelah hujan turun. Mariyam dengan setia menunggu hujan turun dari langit, sehingga dia di juluki sebagai perempuan penunggu hujan.


Komentar Saya :
Pengarang pada cerpen-cerpen di atas bebas mengekspresikan apa yang akan dibicarakan. Bahasa yang dipakai adalah gaya bahasa Indonesia sehari-hari, sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Cerita yang ada dalam cerpen-cerpen ini sama dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dimasyarakat kita. Karena dalam cerpen-cerpen ini mengisahkan tentang ajaran agama. Selain itu juga menceritakan seseorang yang putus asa dengan kemiskinan, lalu seseorang itu melakukan pesugihan. Sehingga dapat menarik perhatian masyarakat untuk membacanya.


• Tema : Kebenciaan Anak Terhadap Orang Tuanya
 Cerpen “ Amnesia “ (Iman Romanshah)
 Cerpen “ Seorang Pembantu, Seekor Kucing, dan Sebuah Guji Yang Indah“ (A.S Sumbawi)
Sinopsis :
Kedua cerpen di atas menceritakan tentang anak yang benci kepada orang tuanya karena terlalu sibuk bekerja dan tidak ada waktu untuk anaknya, sehingga anak itu menjadi anak yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya dan anak itu kesal kepada orang tuanya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya seperti cerita yang ada di dalam cerpen “Seorang pembantu, Seekor kucing dan Sebuah Guji Indah”. Selain itu juga menceritakan seorang anak yang benci terhadap ayahnya karena ayahnya seorang hidung belang dan meninggalkan dia dan ibunya, seperti cerita di cerpen “Amnesia”.
Cerpen “Amnesia” menceritakan cerita tokoh aku yang sangat membenci ayahnya karena meninggalkan dia dan ibunya yang sedang sakit-sakitan di rumah. Ayahnya adalah seorang hidung belang yang hanya bisa meminta uang untuk mabuk-mabukan dan main gila dengan wanita lain sedangkan ibunya di rumah yang lagi sakit-sakitan. Hal itu yang menyebabkan tokoh aku sangat benci dan ingin membunuh ayahnya, tetapi niatnya itu urung terwujudkan karena dia sampai sekarang tidak pernah ketemu ayahnya. Bahkan tokoh aku sering membunuh lelaki lain yang sifatnya seperti ayahnya yaitu seorang hidumg belang.
Sedangkan cerpen “Seorang Pembantu, Seekor kucing, dan Sebuah Guji Yang Indah” menceritakan tokoh anak remaja yang bernama Awik. Awik adalah anak yang kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya. Setiap hari orang tuanya sibuk dengan pekerjaanya dan pulang sampai larut malam. Sehari-hari Awik selalu bersama pembantu yang bernama Mbok Darti dan seekor kucing yang bernama Pino. Suatu hari Ibu Awik mendapat oleh-oleh sebuah guji yang indah dari pamannya, yang di beli di negeri Cina. Awik pun semakin terasingkan dengan keadaan guji itu. Ibunya ketika pulang kerja langsung duduk di depan guji itu sambil menimang-nimang guji itu tanpa memperdulikan Awik. Awik merasa kesal dan benci terhadap orang tuanya yang tidak memperdulikannya. Hanya mbok Darti dan Pino yang memperdulikan dan sayang sama Awik. Suatu ketika di dalam guji tersebut terdapat putungan-putungan rokok. Ibu langsung marah sampai menjambak dan melemparkan mbok Darti ke lantai. Ibu yang biasanya ramah dan baik, kini menjadi galak dan pemarah gara-gara guji itu. Lalu mbok Darti diusir dari rumah. Awik merasa sedih dan kehilangan orang yang peduli dan menyayangiinya. Pino juga pergi menyusul mbok Darti setelah dia menjatuhkan guji yang indah itu hingga pecah. Awik semakin membencii orang tuanya karena sudah mengusir mbok Darti.

Komentar Saya :
Cerpen-cerpen di atas itu menceritakan tentang kehidupan anak yang membenci orang tuanya. Cerita-cerita ini sedikit menggunakan kata-kata perumpamaan dan Gaya bahasa yang dipakai dalam cerpen ini adalah gaya bahasa Indonesia sehari-hari, sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca. Karakter tokoh yang ada di dalam cerpen-cerpen ini, dapat diketahui secara langsung

SINOPSIS NOVEL RADIT DAN JANI

Radit dan Jani adalah sepasang kekasih yang yang saling mencintai. Mereka nekatb menjalin hubungan walau tanpa restu orang tua Jani. “Bodoh” adalah nama panggilan sayang Radit dan Jani. Mereka menjalani hidup berdua tanpa bekal uang dan pekerjaan tetap. Radit dan Jani selalu di datangi oleh si pemilik kontrakan karena mereka belum membayar uang kontrakan. Mereka nekad mencuri, mengutil, dan merampok untuk membeli makan, rokok dan membayar uang kontrakan. Langkah mereka semakin berat karena Radit tergantung terhadap obat-obatan terlarang. Namun, kekuatan cinta merekalah yang membuat semua beban berat hidup tidak terasa.
Pada suatu hari, Jani sedang berbadan dua atau hamil. Mereka pun akhirnya sadar akan kenyataan dan kehidupan, bahwa hidup mereka harus berubah. Radit berusaha keras untuk berhenti menggunakan narkoba dan Radit rela sakit karena sakau hanya demi keinginan Jani yang melarang Radit memakai barang haram itu. Radit juga berusaha keras mencari pekerjaan yang tetap untuk menghidupi Jani dan anak dalam kandungan Jani, tetapi Radit tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang tetap dan sering kali berpindah-pindah bekerja. Radit dan Jani semakin terhimpit karena tidak mempunyai uang dan mereka datang ke rumah orang tua Jani untuk memberi kabar soal kehamilan Jani sekaligus ingin meminjam uang kepada ayah Jani. Tapi usaha itu sia-sia karena ayah Jani tidak mau meminjamkan uang kepada Radit, bahkan Radit dan Jani dipaksa untuk berpisah, tapi mereka menolaknya dan pergi lagi untuk bersama selamanya.
Suatu hari Jani jatuh sakid, Radit semakin bingung dan gelisah karena belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Sakit Jani semakin parah dengan pucatnya wajah Jani, Radit pun membawa Jani ke dokter dan mendapat resep untuk menebus obat, tetapi dia tidak bisa menebus obat karena uangnya kurang, akhirnya radit menunda penebusan obat tersebut. Akhirnya Radit mendapat pekerjaan lagi yaitu bekerja di sebuah discotic. Di saat Radit sedang bekerja, Jani menelfon dan menyuruhnya pulang karena Jani sedang sakit dan sendirian di kontrakan. Radit pun meminjam uang kepada bosnya, tapi bosnya menolak untuk meminjamkan uang kepada Radit. Akhirnya datang musuh dari Radit, dan memberi tantangan kepada Radit. Tantangannya adalah Radit disuruh meminum air kencing dia, jika Radit berani minum air kencing sampai habis, Radit akan mendapatkan uang untuk menebus obat Jani. Radit pun meminum air kencing itu dan mendapatkan uangnya.
Ketika selesai menebus obat, Radit kembali ke kontrakan dan di tengah perjalanan Radit bertemu dengan orang yang pernah dia curi handphonennya. Akhirnya Radit di hajar oleh teman-teman orang itu, dan oabat untuk Jani pun hancur dan remuk. Radit kembali ke kontrakan dengan wajah babak belur. Dia akhirnya putus asa dan menyerah. Esok harinya Radit mengembalikan Jani kepada Orang tuanya walau sesungguhnya Radit tidak mau melakukan hal itu. Jani akhirnya menikah dengan orang pilihan ayahnya dan dia melahirkan anak dari Radit yang bernama Kirana.
Suatu hari Radit datang menemui Jani yang sedang bermain bersama anaknya kirana dan suaminya. Radit menangis ketika memberikan kado untuk Kirana dan berbicara dengan Jani, walau begitu Radit tetap bahagia melihat Jani dan Kirana bahagia bersama keluarganya dan kehidupan mereka bisa terpenuhi.

SINOPSIS NOVEL DEALOVA

Karra adalah Siswi cantik yang tomboi dari SMU Persada. Karra di sekolah dikenal sebagai sosok yang cukup pintar, jago main basket dan nakal. Sementara itu, di rumah dia dikenal cewek yang manja dan cuek. Karra mempunyai kakak semata wayang yang bernama Iraz. Teman-teman Iraz terbawa sayang juga pada Karra, terutama Ibel yang jago bermain gitar. Ibel sudah menunjukkan rasa sayang yang lebih dari cowok lain, namun Karra menganggapnya sebagai kakak, tidak lebih.
Dira adalah siswa baru di SMU Persada yang jago bermain basket. Perkenalan Karra dan Dira diawali ketika Karra berlatih basket sendiri di lapangan sekolahnya. Dira menantang Karra adu kehebatan dalam bermain basket di lapangan sekolahnya, Dira berhasil mengalahkan Karra. Karra mulai timbul rasa benci saat Dira mencium dia pada waktu mereka bermain basket, Karra pun marah dan langsung menampar Dira. Akhirnya mereka menjadi saling membenci. Dari sifat benci itulah timbullah rasa cinta antara Karra dan Dira. Dira mengajak Karra jalan-jalan ke bukit bintang, disana Dira menyatakan cintanya kepada Karra. Di bukit bintanglah merekapun jadian dan kesempatan Ibel untuk menjadi pacar Karra pun tertutup. Dengan rasa senang Karra memberi kabar kepada Ibel kalau dia sudah jadian dengan Dira, Ibel pun kaget mendengar kabar itu dan Ibel dengan terpaksa harus berbesar hati dengan pilihan Karra.
Sayang hubungan kasih Dira dan Karra tidak selalu berjalan mulus. Pertengkaran seringkali mewarnai hubungan mereka. Di saat keduanya bertekat untuk lebih saling menyayangi dan tidak lagi saling marah, galak yang menyebabkan mereka bertengkar, Karra harus menghadapi sebuah kenyataan pahit. Karra mulai tahu penyakit mematikan yang di derita oleh Dira selama ini. Dira mengidap penyakit mematikan yaitu kanker otak. Selama ini Dira sudah tidak punya semangat hidup lagi karena penyakit kanker otak yang di deritanya itu. Tetapi semenjak bertemu dan kenal Karra, Dira berubah dan memiliki semangat hidup kembali.
Pada suatu hari Dira jatuh karena penyakitnya itu dan di bawah ke rumah sakit. Orang tua Dira datang ke rumah Karra, Karra pun di ajak orang tua Dira ke rumah sakit untuk melihat dan menjenguk Dira. Karra kaget dan shock melihat Dira tergolek tanpa daya atau koma di kamar rumah sakit. Karra menangis melihat Dira yang sedang Koma. Karra pergi ke rumah Ibel untuk memberi kabar kalau Dira sedang koma di rumah sakit karena kanker otak. Esok harinya Karra bersama Ibel datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dira. Dira pun akhirnya meninggal dunia. Karra merasa sangat kehilangan Dira. Hari-hari Karra menjadi tidak berwarna seperti dulu semenjak meninggalnya Dira. Karra selalu menyendiri dan melamun.
Ibel dengan cinta dan perhatiannya berusaha membuat Karra tersenyum kembali seperti dulu. Usaha Ibel pun berhasil, Karra bisa tersenyum kembali seperti dulu. Akhirnya Karra bisa melupakan masa lalunya yaitu Dira. Takdir memberikan kesempatan kedua kepada Ibel untuk mendapatkan Karra. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan Karra pun menyambut cinta Ibel yang dulu terpendam dengan tangan terbuka.
Impian Ibel yang ingin mengajak orang yang disayanginya naik kapal pesiar pun terwujud. Akhirnya Ibel dan Karra pergi keluar negeri dengan menaiki kapal pesiar.

SINOPSIS NOVEL TURUN KE DESA

Sartini adalah karyawan R. Suleman di kantor adpokat dan prokol “Suleman & Bakri” yang kenamaan. Selama bekerja di tempat itu Sartini mulai menaruh hati pada Suleman. Sartini merasa Suleman itu seorang pimpinanyang baik. Dia tidak menuntut macam-macam dari karyawannya dan bersikap biasa saja kepada semua orang. Walaupun Suleman kadang-kadang agak dingin padanya. Namun, Sartini merasa nyaman jika berada disamping Suleman dan bekerja membantu pekerjaannya. Menurut Sartini bosnya itu berbedadengan Mr. Bakri yaitu sahabat dari Suleman. Mr. Bakri selalu memerintah karyawannya dengan seenak hati dan tidak bias menghormati orang lain.
Suatu hari Sartini merasa kecil hati, saat mengetahui bahwa Suleman telah bertunangan dengan Zuraidah yaitu seorang pemain film. Dibanding dengan dirinya Zuraidah sangat jauh berbeda. Dilihat dari penampilan maupun materi, Zuraidah lebih unggul segala-galanya daripada Sartini. Namun, Sartini sudah cukup merasa bahagia hanya dengan bekerja membantu Suleman.
Pagi hari Suleman terburu-buru untuk berangkat ke kantornya, dia mendengar kabar bahwa dia akanditangkap polisi, jika tidak bias membayar semua hutang-hutang kantornya. Setibanya di kantor ternyata berita itu benar. Suleman mendapatkan sebuah surat yang isinya dia harus membayar semua hutang-hutangnya. Seketika itu Suleman tertunduk lemas tak berdaya di kursinya. Sekarang dia telah bangkrut dan bahkan dia bias masuk penjara.
Suleman mendatangi Bakri, sahabatnya itu dengan tujuan meminjam uang untuk menyelesaikan masalahnya itu. Namun, tak disangka-sangka oleh Suleman bahwa sahabatnya itu malah tidak mau membantu dan mengejeknya bahwa dia sekarang telah bangkrut dan tidak punya kekuasaan lagi. Mendengar jawaban sahabatnya itu Suleman menjadi lebih pusing dan frustasi. Sahabat yang dianggap baik dan bias membantunya malah menusuknya dari belakang.
Berita bangkrutnya Suleman telah cepat sampai ke telinga Zuraidah, sang tunangannya itu. Sikap Zuraidah sungguh membuat Suleman sangat kaget. Zuraidah langsung memutuskan pertunangan tersebut dan tidak mau berhubungan lagi dengan Suleman. Suleman merasa sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dia merasa semua orang yang selama ini dianggapnya baik, sekarang malah tidak ada yang mempedulikannya disaat dia membutuhkan bantuan mereka.
Melihat kondisi Suleman seperti itu, Sartini tidak tega dan sungguh merasa kasihan. Dia sangat ingin menolong pujaan hatinya tersebut. Sartini mencoba membantu Suleman dengan menggadaikan rumah satu-satunya tanpa sepengetahuan ibunya. Sartini membuat iklan untuk menggadaikan rumahnya tersebut. Setelah beberapa hari, iklan tersebut ternyata ada yang berminat. Sartini merasa bahagia, karena sebentar lagi ia bias menolong bosnya dari masalahnya.
Seseorang yang berminat dengan iklan Sartini tersebut meminta Sartini untuk datang ke rumahnya. Sartini pun menyanggupinya. Setelah sampai di rumah tersebut Sartini sungguh kaget, karena orang tersebut adalah Sayid Alwi bin Zahar yaitu seseorang yang membuat Suleman bangkrut.
Sayid Alwi bin Zahar bersedia membeli rumah tersebut dengan satu syarat yang diajukan kepada Sartini. Demi untuk menolong Suleman, Sartini pun bersedia dengan perjanjian tersebut. Sayid Alwi bin Zahar meminta pada Sartini untuk mengikuti dan mematuhi segala perintahnya dan tidak boleh membangkangnya sedikitpun selama enam bulan.
Sartini pun berhasil menolong Suleman tanpa sepengetahuannya, karena identitasnya disembunyikan sehingga Suleman tidak dipenjara. Setelah masalahnya selesai Suleman mulai mendekati Sartini, karena dia merasa hanya Sartinilah yang peduli dengannya saat dia menghadapai masalah yang sangat sulit. Suleman pun mulai tertarik pada Sartini dan dia mengungkapkannya pada Sartini. Sartini tidak bias menjawab apa-apa. Dia memberitahukan bahwa dia tidak bias bersama lagi dengan Suleman dalam waktu enam bulan terakhir ini, karena dia harus memenuhi perjanjiannya tersebut dengan induk semangnya yang baru. Namun, Sartini juga mengungkapkan bahwa dia juga tertarik pada Suleman.
Di suatu tempat Suleman melihat Sartini bersama dengan Sayid Alwi bin Zahar. Suleman marah dan tidak menyangka bahwa Sartini bekerja pada musuh yang telah membuatnya bangkrut dan hampir dipenjara. Sartini pun tak kuasa untuk menjelaskan semuanya pada Suleman, karena dia harus menuruti Sayid Alwi bin Zahar.
Sayid Alwi bin Zahar membawa Sartini ke kampung halamannya dan bermaksud akan diberikan pada neneknya. Sayid Alwi bin Zahar bermaksud merebut semua kekayaan nenek Sartini dengan menggunakan Sartini untuk ditukarkan.
Sartini pun berbaikan dengan neneknya yang semula neneknya itu sangat membenci dirinya dan ibunya. Hal itu disebabkan ibunya kawin lari tanpa persetujuan neneknya. Di desa itulah Sartini bertemu lagi dengan Suleman yang ternyata Suleman mengabdikan dirinya di desa itu untuk memimpin sebuah pabrik. Suleman dipercaya bupati setempat untuk memimpin pabrik tersebut, karena Suleman dianggap mampu dan barasal dari Jakarta pula. Suleman dan Sartini akhirnya dapat bersatu di desa itu dan disetujui oleh ibu dan nenek Sartini. Mereka berdua menikah dan hidup bahagia.

SINOPSIS NOVEL SANG GURU

Ben adalah seorang pemuda berusia 20 tahun asal Pulau Rote yang datang ke Ternate dengan membawa ijazah SGA (Sekolah Guru Atas). Ia pun membawa ibunya ke Ternate. Disana, ia ditugasi mengajar di sebuah sekolah negeri dengan gaji minim dan tidak ada tempat tinggal. Hal inilah yang menjadi persoalan bagi Ben dan ibunya. Oleh karena itu, ketika sekolah tempatnya mengajar menawarkan gudang sebagai tempat tinggal sementara, ia pun menerimanya. Setelah menggeser-nggeser isi gudang, akhirnya ia mendapat tempat tinggal yang cukup layak untuk ditinggali bersama ibunya.
Adapun persoalan makan sehari-hari teratasi berkat bantuan Pak Ismail, kuli pelabuhan sekaligus pesuruh sekolah yang kebetulan membuka warung yang tidak jauh dari ‘rumah’ Ben. Dengan demikian, teratasilah dua kesulitan yang dihadapi Ben dan ibunya.
Diantara guru kenalan barunya di sekolah itu, yang paling berkesan adalah Frits, bujangan asal Manado yang kemudian menjadi teman akrab Ben. Dari pergaulannya dengan Frits, Ben masuk menjadi anggota PBB (Persatuan Bujang Bingung), sebuah “organisasi” tak resmi para lajang di lingkungan tempat tinggal Ben.
Pada suatu malam, Ben, Sofie, seorang guru SKP yang telah mencuri hatinya, dan Fatma, teman Sofie sesame guru yang juga tinggal di mes yang sama, pergi menonton. Ketika sedang asyik menonton, terjadilah keributan antara anggota polisi dan anggota brigade, yang diwarnai tembak-menembak antara kedua angkatan.
Keributan terus berlanjut hingga beberapa hari kemudian, bahkan meluas dan ditunggangi oleh “pihak ketiga” yang ingin mencari keuntungan. Keributan itupun berujung pada pembakaran dan penjarahan toko-toko. Warung Pak Ismail pun tidak luput dari pembakaran.
Pada pagi hari, setelah terjadi kerusuhan dan penjarahan, Ben bertemu dengan seorang kuli pelabuhan yang berhasil menjarah sejumlah mutiara dari sebuah toko perhiasan. Tanpa diduga, orang itu mengisi dua saku baju Ben dengan mutiara. Hal ini sebagai ungkapan terima kasih karena Ben telah berjasa memberikan pendidikan kepada anaknya. Ben sempat bahagia karena mutiara-mutiara itu dapat merubah hidupnya dan hidup orang lain. Akan tetapi, ia juga memikirkan akibat yang akan diterimanya dari kepemilikan barang haram itu.
Keterombang-ambingan Ben karena kepemilikan mutiara terus berlanjut antara mengembalikan dan memanfaatkan barang berharga itu. Ketika terjadi kecelakaan atas Said, putra Pak Ismail, Ben memutuskan menggunakan mutiara itu untuk menolong pengobatan Said dengan cara membawanya ke rumah sakit di Manado. Namun, Ben kembali ragu akan keputusannya ketika di kapal yang akan membawanya ke Manado, dia bertemu dengan orang yang memberikan mutiara curian itu, yang sedang berjalan dengan A Tong, yang diketahuinya dari koran sebagai pemilik mutiara itu. Akhirnya ia memutuskan untuk mengembalikan mutiara itu melalui Pak Ismail meskipun ia harus kehilangan kesempatan untuk menolong Said.
Sambil menunngu pengobatan Said, senyampang di Manado, tempat tinggal orang tua Sofie, Ben dan Sofie memutuskan untuk segera menikah. Apalagi sebenarnya mereka telah berhubungan suami istri di pantai berpasir putih ketika mereka pulang dari perundingan tentang pengobatan Said di rumah Pak Saleh.
Pada suatu malam, dengan suara lirih yang dikuat-kuatkan, Pak Ismail menyampaikan kabar kematian Said kapada Ben, Frits, Sofie, dan Irma, yang ikut mengantar dan menunggui Said di Manado. Ibu Ismail dan anak-anaknya yang lain segera pergi ke Manado. Keluarga Pak Ismail pun memutuskan untuk pindah dan memulai hidup baru di Manado.
Tak sampai sebulan setelah kepindahan keluarga Pak Ismail ke Manado, Ben dan Sofie menikah. Satu bulan pernikahan mereka, terjadilah pemberontakan Permesta. Oleh karena itu, Ben dan Sofie tidak bisa kembali ke Ternate untuk mengajar.
Setelah tersiksa berminggu-minggu sebagai pengangguran, Ben memutuskan melamar menjadi tentara Permesta. Pengalaman menjadi tentara membuat Ben menertawakan pengalamannya sebagai guru yang secara finansial jauh dari penghasilannya sebagai tentara. Namun, karena terus-menerus dihantui ketakutan, Sofie meminta bantuan keluarganya di dinas ketentaraan untuk memensiunkan Ben. Tak sampai hati melihat Ben yang seperti orang frustasi, Frits menghadiahinya alat pemarut kelapa. Akhirnya Ben memutuskan untuk menggulung ijazahnya dan bertekad membantu mertuanya menjadi pengusaha kelapa.

SINOPSIS NOVEL BEKISAR MERAH

Lasi adalah seorang wanita berparas ayu dari desa Karangsoga, Bali. Ia berayahkan bekas serdadu Jepang dan beribu asli suku Jawa. Kulitnya yang putih dan matanya yang indah telah membawanya menjadi “bekisar” untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan mewah seorang lelaki kaya di Jakarta.
Kepergian Lasi ke Jakarta karena ia merasa dikhianati oleh Darsa, suaminya. Darsa menikah lagi dengan Sipah, anak dukun urut yang menyembuhkannya setelah jatuh dari pohon kelapa karena Sipah telah hamil. Di Jakarta, Lasi bertemu dengan Bu Koneng. Melalui Bu Koneng inilah Lasi kemudian berkenalan dengan Bu Lanting. Bu Lanting menjadikan Lasi sebagai anak angkat dan semua kebutuhannya tercukupi. Dia tidak perlu bekerja berat seperti ketika masih tinggal di desa, setiap hari ia harus terjerang panas api ketika memasak gula. Namun sekarang, setiap hari ia hanya belanja dan berhias.
Lasi bertemu dengan Pak Handarbeni, seorang lelaki tua kaya raya di rumah Bu Lanting. Akhirnya ia menikah dengan Pak Handarbeni setelah mengurus perceraiannya dengan Darsa. Kehidupan Lasi pun berubah total. Segala keinginan yang dulu hanya ada dalam mimpinya, sekarang terwujud nyata di depan matanya. Handarbeni begitu memanjakan Lasi.
Tidak sampai satu tahun, Lasi mengetahui bahwa ternyata Handarbeni telah mempunyai dua istri. Dalam seminggu Handarbeni hanya tiga kali pulang ke Slipi, sangkar Lasi. Selebihnya, ia pulang ke rumah dua istrinya yang lain. Kenyataan itu pun tidak menjadi masalah bagi Lasi karena ia dapat mengatasinya dengan kompensasi kemakmuran yang didapatnya dari Handarbeni. Namun ada satu hal yang membebani Lasi yaitu kenyataan bahwa Handarbeni sudah mendekati impoten. Lasi pun mengatasi masalah lemahnya kelelakian Handarbeni dengan menekan hatinya karena masih memiliki keyakinan orang Karangsoga yaitu harus “nrima” apa adanya suratan dari Tuhan.
Lasi merasakan bahwa perkawinannya dengan Handarbeni hanya sekedar main-main. Lasi merasa dirinya hanya dijadikan pelengkap rumah, untuk pajangan sebagai kesenangan dan gengsi. Dalam kegalauan hatinya, ia menginginkan Kanjat, seorang pemuda Karangsoga yang tertarik padanya, dan juga sebaliknya, dapat membawanya lari dari rumah Pak Handarbeni. Namun, semua itu hanya ada dalam angan-angan Lasi. Jiwa Lasi memberontak. Dia sebagai istri tidak mau mengkhianati perkawinannya itu dengan mencari kepuasan nafsu pada laki-laki lain. Kanjat sendiri tentunya tidak berani mengambilnya dari tangan Pak Handarbeni karena tahu bahwa Lasi masih menjadi istrinya. Kanjat sendiri merasa minder melihat keberadaan Lasi sekarang ini yang sudah menjadi orang kaya.

SINOPSIS NOVEL AYAT-AYAT CINTA

Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang sedang studi di Universitas Al Ahzar. Berteman dengan panas dan debu Mesir, berkutat dengan berbagai macam target dan kesederhanaan hidup, bertahan dengan menjadi penerjemah buku-buku agama.
Pada suatu hari, Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Kairo, untuk talaqqi (belajar secara langsung) pada Syaikh Utsman, seorang syaikh yang cukup tersohor di Mesir. Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Dan ternyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntut ilmu di mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai. Lantai dasar menjadi tempat tinggal Fahri dan empat temannya sedangkan lantai atas ditemapati oleh keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua orang anak mereka, yaitu Maria dan Yousef.
Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara keluarga Fahri dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik. Terlebih Fahri dan Maria berteman begitu akrab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik yang aneh karena Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.


Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perangainya berbanding terbalik dengan keluarga Boutros. Kepala keluarganya bernama Bahadur. Istrinya bernama madam Syaima dan anak-anaknya bernama Mona, Suzanna, dan Noura.
Bahadur, madam Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa Noura karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura berkulit putih dan berambut pirang. Nasib Noura sangatlah malang. Pada suatu malam, Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke jalan sembari dicambuk. Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega melihat Noura diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria melalui sms untuk menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura secara langsung karena Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia menolong Noura malam itu. Ia membawa Noura ke flatnya.
Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura sebenarnya karena mereka yakin bahwa Noura bukanlah anak Bahadur dan madam Syaima.Ternyata benar bahwa Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia sangat berterima kasih pada Fahri dan Maria.
Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.
Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun terlambat karena Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan Aisha memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen selama beberapa minggu.
Sepulang dari ‘bulanmadu’, Fahri mendapat kejutan dari Maria dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga Boutros sedang pergi berlibur. Maria pun sangat terpukul setelah mendengar kabar bahwa Fahri telah menikah.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha.
Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di penjara selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri memperkosanya). Akan tetapi, Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu. Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan Noura. Akhirnya, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam kandungan Noura adalah Bahadur.
Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.

SINOPSIS NOVEL SALAH ASUHAN

Ada seorang laki-laki keturunan asli Minangkabau bernama Hanafi, yang berpendidikan tinggi tetapi berpandangan kebarat-baratan. Bahkan selalu menganggap rendah bangsanya sendiri. Dan ada seorang gadis keturunan Indo-Belanda bernama Corrie de Bussee yang cantik, dan menjadi dambaan semua pria yang mengenalnya. Corrie dan Hanafi berteman sejak kecil. Karena selalu bersama maka mereka pun saling jatuh cinta. Akan tetapi, cinta mereka tidak bisa disatukan karena perbedaan bangsa. Jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka mereka akan dijauhi oleh keluarganya dan orang lain. Karena tidak ingin ini semua terjadi maka, Corrie pun akhirnya pergi dari Minangkabau ke Betawi. Ini semua ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan untuk meneruskan sekolahnya. Kepergian Corrie ke Betawi membuat Hanafi merasa bahwa Corrie tidak mau menerima cintanya.
Pada suatu hari, ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan sepupunya yang bernama Rapiah. Rapiah adalah gadis Minangkabau yang sederhana, berperangai halus, dan taat pada tradisi dan adat sukunya. Ibu hanafi menjodohkan Hanafi dengan Rapiah untuk membalas budi pada ayah Rapiah yaitu Sutan Batuah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Hanafi sebenarnya tidak mencintai Rapiah. Akan tetapi karena bujukan dari ibunya, maka dengan terpaksa Hanafi pun mau menikah dengan Rapiah. Karena Hanafi tidak mencintai Rapiah maka di rumah Rapiah hanya dianggap dan diperlakukan seperti pembantu oleh Hanafi. Apabila ada teman-teman Hanafi orang Belanda yang datang ke rumahnya maka Hanafi mungkin menganggap bahwa Rapiah itu tidak ada. Tetapi mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang bernama Syafei.
Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi sampai sembuh. Dan akhirnya di Betawi dia dipertemukan kembali dengan Corrie. Di Betawi Hanafi dan Corrie pun menikah dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia akan menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih. Walaupun Hanafi telah menyakiti hati Rapiah, tetapi Rapiah tetap sabar dan tinggal bersama dengan ibu Hanafi.
Hanafi mengira bahwa jika dia menikah dengan Corrie maka dia akan merasa bahagia. Akan tetapi dalam kenyataannya perkawinannya dengan Corrie tidak bahagia. Sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Hal ini membuat Corrie sakit hati dan akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari rumah menuju Semarang. Di sana ia menderita sakit Kholera dan akhirnya meninggal dunia. Hanafi menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sedih sekali karena kematian Corrie. Setelah kejadian itu, maka Hanafi pun pulang ke kampung halamannya di Minangkabau untuk menemui ibunya. Di rumah Hanafi pekerjaannya hanya merenung saja dan tidak bergairah. Lalu Hanafipun jatuh sakit dan akhirnya dia meninggal dunia.

SINOPSIS NOVEL CINTA DAN KEWAJIBAN

Suatu hari di desa Tihulale, Ambon ada sepasang suami isteri, Steven dan Sina dengan dua orang anaknya, Andi dan Ani. Awalnya kehidupan mereka sangat bahagia, namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Steven seorang pensiunan polri berubah menjadi seorang yang pemabuk dan sering menyakiti istrinya, Sina. Sina adalah orang yang sabar, meskipun diperlakukan layaknya binatang oleh suaminya, ia tetap menghormati suaminya bahkan hingga dia sakit batuk berkepanjangan karena sering dipukuli dadanya oleh sang suami. Andi, anak pertama telah bekerja di Jawa pada suatu Batalyon Angkatan darat. Rumah itu hanya dihuni oleh Steven, Sina, Ani, dan Dirk. Dirk adalah sebutan bagi seorang pembantu di Ambon.
Setiap hari Sina selalu memberi didikan kepada Ani agar senantiasa mendahulukan kewajiban terlebih dahulu daripada cinta. Meskipun tingkah Steven tidak baik, namun Sina selalu mengajarkan Ani agar tetap patuh dan hormat kepada ayahnya. Selama ini ada rahasia yang ingin diceritakan Sina kepada Ani, yaitu sebuah surat yang berisi kutukan dari sang nenek. Dulu Sina ingin dijodohkan, tetapi Sina lebih memilih Steven. Hal itu menyebabkan ayah Sina meninggal dan ibu Sina menanggung malu, sehingga muncul kutukan bahwa pernikahan Sina dan Steven tak akan bahagia. Steven berubah menjadi orang yang ringan tangan dan suka mabuk-mabukan.
Sakit yang diderita Sina semakin parah sehingga mengakibatkan Sina meninggal dunia. Sebelum meninggal dia menulis surat yang ditujukan kepada suami dan anaknya. Ani tak kuasa menahan tangisnya melihat ibunya sudah tak bernyawa lagi. Didalam suratnya Sina berpesan agar menyeimbangkan antara cinta dan kewajiban dan selalu menjaga ayahnya. Banyak tetangga yang datang untuk menyatakan bela sungkawa dan banyak pula yang menggunjing Steven atas perbuatannya. Sepeninggal ibunya Ani jatuh sakit dan tinggal di rumah Popi, sahabatnya. Beberapa bulan kemudian ia kembali ke rumahnya untuk menjalankan kewajibannya untuk mengembalikan sifat ayahnya yang bengis kembali menjadi sosok yang baik dan penyayang.
Dua bulan telah berlalu, Steven menikah dengan Ros. Sebenarnya Ani tidak suka memiliki ibu tiri, apalagi Ros adalah orang yang bengis dan pandai menghasut. Perilakunya terhadap Ani layaknya seorang Dirk, Ros selalu berlagak seperti ratu di rumah itu. Setelah menikah dengan Ros, tingkah laku Steven kembali seperti dulu lagi. Suka mabuk-mabukan. Tiap jam Steven dan Ros bertengkar, tidak hanya dengan mulut tapi dengan fisik. Di tengah masyarakat telah tersiar kabar bahwa Ros telah hamil terlebih dahulu sebelum menikah. Buktinya usia pernikahan mereka masih 3 bulan, tetapi usia kandungan Ros sudah hampir 7 bulan.
Setiap hari Ani mengerjakan pekerjaan rumah tangga, banyak laki-laki yang ingin meminangnya, namun hanya satu yang memikat hatinya, yaitu Bram calon guru dari Stovil (Sekolah Guru Agama Kristen). Akan tetapi tak ada seorang pun yang tahu perihal hubungan mereka. Mereka saling bertukar surat dan membuat suatu janji yang suci. Suatu hari Ani bertemu salah satu sahabatnya yang bernama Fin. Saat mereka saling bercerita, Ani dikejutkan perkataan Fin bahwa dirinya akan segera menikah dengan Bram. Fin adalah wanita pilihan ibu Bram. Akan tetapi, Bram menegaskan jika wanita yang ia cintai hanyalah Ani. Ani merasa lega mendengarnya, namun dia tak dapat langsung menikah dengan Bram demi menjaga perasaan Fin. Ani akan menikah setelah Fin bersuami.
Usia kandungan Ros telah memasuki bulan ke-9. Saat Ros akan melahirkan dia menyuruh Ani untuk memberitahu Steven. Dengan tanggap Ani memanggil dukun beranak. Sangat disayangkan, bayi yang ada dalam perut Ros dalam keadaan duduk dan terlilit usus. Bayinya tidak bisa keluar dan mati dalam kandungan. Dukun menyatakan bahwa nyawa Ros tak dapat selamat. Sebelum meninggal, Ros meminta maaf pada Steven dan Ani atas perbuatannya selama ini.
Sekarang rumah itu hanya dihuni oleh Steven dan Ani. Namun hal itu tak berlangsung lama, andi yang sudah berpangkat kopral telah pulang. Demi diceritakan Ani tentang kebaikan Popy kepada keluarganya, Andi ingin membalas budi dengan cara menikahi Popy. Mengetahui itu, Popy bukannya menolak, tetapi ia tak mau menikah bukan berdasarkan cinta. Selain itu dia hendak pergi ke Jawa untuk menjadi seorang perawat. Andi kecewa karena niatnya menikahi Popy tak dapat terlaksana. Lalu, Ani pun mengenalkan Fin kepada Andi. Meskipun Fin tak seelok Popy, Andi menyukai Fin karena sifatnya yang baik hati. Mereka pun menikah. Jurang yang memisahkan Ani dengan Bram sudah tertutup.
Kewajiban Ani tinggal satu yaitu ayahnya. Suatu hari, Ani dikejutkan oleh teriakan para warga. Ani pun langsung keluar rumah dan didapatinya kedai minuman tempat ayahnya minum-minuman keras terbakar. Steven dan satu temannya berada di dalam kedai itu. Ani mencoba menyelamatkan ayahnya, namun dihalangi oleh Bram karena api sudah terlalu besar. Setelah api berhasil dipadamkan. Mayat Steven dan temannya sudah tak dapat dikenali lagi. Sekarang Ani menjadi seorang anak yatim piatu, hanyalah Andi satu-satunya keluarga yang tersisa.
Setelah kejadian tersebut Ani menikah dengan Bram. Kemudian mereka pergi dari Ambon karena Bram bekerja di Jawa menjadi seorang guru. Rumah peninggalan orang tuanya di tempati oleh Andi dan Fin. Sebenarnya orang yang berhak menempati adalah anak terakhir, Ani, namun Ani memilih untuk pergi mengikuti suaminya karena ia tak mau selalu mengingat kejadian di rumah itu sewaktu ia masih gadis. Kedua kakak beradik itu hidup bahagia bersama pasangannya masing-masing.

SINOPSIS NOVEL BELENGGU

Cerita berawal ketika ada seorang Dokter bernama Sukartono menikah dengan seorang perempuan yang bernama Sumartini atau panggilannya Tini. Sebenarnya Dokter Sukartono atau Tono tidak mencintai Sumartini. Demikian pula sebaliknya, Tini juga tidak mencintai Dokter Sukartono. Mereka berdua menikah dengan alasan masing-masing. Dokter Sukartono menikahi Sumartini karena kecantian, kecerdasan, dan mendampinginya sebagai seorang dokter. Sedangkan Sumartini menikahi Dokter Sukartono karena hendak melupakan masa silamnya. Menurutnya dengan menikahi seorang dokter, maka besar kemungkinan bagi dirinya untuk melupakan masa lalunya yang kelam. Jadi, keduanya tidak saling mencintai. Karena keduanya tidak saling mencintai, mereka tidak pernah akur. Mereka tidak saling berbicara dan saling bertukar pikiran. Masalah yang mereka hadapi tidak pernah dipecahkan bersama-sama sebagaimana layaknya suami istri. Masing-masing memecahkan masalahnya sendiri-sendiri. Itulah sebabnya keluarga mereka tampak hambar dan tidak harmonis. Mereka sering salah paham dan suka bertengkar.
Ketidakharmonisan keluarga mereka semakin menjadi karena Dokter Sukartono sangat mencintai dan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. Dia bekerja tanpa kenal waktu. Jam berapa saja ada pasien yang membutuhkannya, dia dengan sigap berusaha membantunya. Akibatnya, dia melupakan kehidupan rumah tangganya sendiri. Dia sering meninggalkannya istrinya sendirian di rumah. Dia betul-betul tidak mempunyai waktu lagi bagi istrinya, Tini. Dokter Sukartono sangat dicintai oleh pasiennya. Dia tidak hanya suka menolong kapan pun pasien yang membutuhkan pertolongan, tetapi ia juga ridak meminta bayaran kepada pasien yang tak mampu. Itulah sebabnya, dia dikenal sebagi dokter yang sangat dermawan.
Suatu hari Dokter Sukartono mendapat panggilan dari seorang wanita yang mengaku dirinya sedang sakit keras. Wanita itu meminta Dokter Sukartono datang ke hotel tempat dia menginap. Dokter Sukartono pun datang ke hotel tersebut. Pasien tersebut mengaku bahwa dia bernama nyonya Eni. Lama-kelamaan baru diketahuinya bahwa wanita itu adalalah Yah atau Rohayah, wanita yang telah dikenalnya sejak kecil. Sewaktu masih bersekolah di sekolah Rakyat, Yah adalah teman sekelasnya.
Pada saat itu Yah sudah menjadi janda. Dia korban kawin paksa. Karena tidak tahan hidup dengan suami pilihan orang tuanya, dia melarikan diri ke Jakarta dia terjun ke dunia nista dan menjadi wanita panggilan. Yah sebenarnya secara diam-diam sudah lama mencintai Dokter Sukartono. Dia sering menghayalkan Dokter Sukartono sebagai suaminya. Itulah sebabnya, dia mencari alamat Dokter Sukartono. Setelah menemukannya, dia menghubungi Dokter Sukartono dengan berpura-pura sakit.
Karena sangat merindukan Dokter Sukartono, pada saat itu juga, Yah menggodanya. Dia sangat mahir dalam hal merayu laki-laki karena pekerjaan itulah yang dilakukannya selama di Jakarta. Pada awalanya Dokter Sukartono tidak tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda akan rayuannya, namun karena Yah sering meminta dia untuk mengobatinya, lama-kelamaan Dokter Sukartono mulai tergoda. Yah dapat memberikan banyak kasih sayang yang sangat dibutuhkan oleh Dokter Sukartono yang selama ini tidak diperoleh dari istrinya. Karena Dokter Sukartono tidak pernah merasakan ketentraman dan selalu bertengkar dengan istrinya, dia sering mengunjungi Yah. Dia mulai merasakan hotel tempat Yah menginap sebagai rumahnya yang kedua.
Lama-kelamaan hubungan Yah dengan Tono diketahui oleh Sumartini. Betapa panas hatinya ketika mengetahui hubungan gelap suaminya dengan wanita bernama Yah. Dia ingin melabrak wanita tersebut. Secara diam-diam Sumartini pergi kehotel tempat Yah menginap. Dia berniat hendak memaki Yah sebab telah mengambil dan dan menggangu suaminya. Akan tetapi, setelah bertatap muka dengan Yah, perasaan dendamnya menjadi luluh. Kebencian dan nafsu amarahnya tiba-tiba lenyap. Yah yang sebelumnya dianggap sebagai wanita jalang, ternyata merupakan seorang wanita yang lembut dan ramah. Tini merasa malu pada Yah, diia merasa bahwa selama ini dia bersalah pada suaminya. Dia tidak dapat berlaku seperti Yah yang sangat didambakan oleh suaminya.
Sepulang dari pertemuan dengan Yah, Tini mulai berintropeksi terhadap dirinya. Dia merasa malu dan bersalah kepada suaminya. Dia merasa dirinya belum pernah memberi kasih sayang yang tulus pada suaminya. Selama ini dia selalu kasar pada suaminya. Dia merasa telah gagal menjadi Istri. Akhirnya, dia mutuskan untuk berpisah dengan Suaminya. Permintaan tersebut dengan berat hati dipenuhi oleh Dokter Sukartono. Bagaimanapun, dia tidak mengharapkan terjadinya perceraian. Dokter Sukartono meminta maaf pada istrinya dan berjanji untuk mengubah sikapnya. Namun, keputusan istrinya sudah bulat. Dokter Sukartono tak mampu menahannya. Akhirnya mereka bercerai.
Betapa sedih hati Dokter Sukartono akibat perceraian tersebut. Hatinya bertambah sedih lagi karena Yah juga pergi meninggalkannya. Yah hanya meninggalkan sepucuk surat yang mengabarkan jika dia mencintai Dokter Sukartono. Dia akan meninggalkan tanah air selama-lamanya dan pergi ke Calidonia. Dokter Sukartono merasa sedih dalam kesendiriannya. Sumartini telah pergi ke Surabaya. Dia mengabdi pada sebuah panti asuhan yatim piatu, sedangkan Yah pergi ke negeri Calidonia.

SINOPSIS NOVEL BELANTIK

Suatu hari Handarbeni merasa sangat gelisah. Handarbeni adalah salah satu pejabat Negara. Dia memiliki musuh yang bernama Bambung, yaitu seorang pejabat yang terkenal sebagai pelobi yang cerdik. Dia gelisah karena istri simpanannya yang bernama Lasi akan dipinjam oleh Bambung. Lasi adalah seorang wanita dusun yang pergi Jakarta untuk bekerja menjadi wanita penghibur. Karena parasnya yang cantik, sehingga dia menjadi rebutan para pejabat Negara.
Karena selalu gelisah, Handarbeni meminta pendapat Bu Lanting tentang hal yang sedang dirasakannya. Bu Lanting adalah seorang mucikari tingkat tinggi. Sebelum mengutarakan pendapatnya, Bu Lanting malah tertawa dan menjelaskan bahwa hal ini adalah kesalahan Handarbeni sendiri karena dia membebaskan Lasi untuk mencari lelaki lain asalkan dia tetap menjadi istri Handarbeni.
Pada suatu hari Lasi diajak Bu Lanting pergi ke Singapura, dengan alasan dia ingin bertemu dengan pacarnya. Di Singapura Lasi diajak untuk berbelanja sepuasnya. Di sana dia menginginkan sebuah kalung liontin seharga Satu Setengah Dolar Amerika, itu setara dengan sekian Milyar Rupiah. Lelaki yang dimaksud Bu Lanting sebagai pacarnya adalah Pak Bambung. Hal ini sebenarnya hanya siasat Bu Lanting untuk mendekatkan Lasi dengan Pak Bambung.
Suatu malam Lasi diajak menemani Pak Bambung pada acara pertemuan dengan para pejabat-pejabat tinggi dan dihadiri oleh Duta Besar. Pada acara itu, Lasi dirias layaknya seorang ratu, dan ia pun diberi hadiah berupa kalung liontin yang diinginkannya waktu belanja bersama Bu Lanting. Setelah acara pertemuan itu selesai, Pak Bambung meminta Lasi untuk menemaninya malam itu. Tetapi Lasi tidak mau melakukan hubungan badan dengan Pak Bambung, dengan alasan dia masih menjadi istri Handarbeni.
Keesokan harinya setelah sampai di Jakarta, dia menemukan bahwa rumahnya sedang sepi. Keesokan harinya dia tiba-tiba mendapat telepon dari Bu Lanting, ia menyatakan bahwa Handarbeni akan menceraikan Lasi. Lalu Lasi menelpon Handarbeni, dan ternyata benar Handarbeni menyatakan bahwa dia akan menceraikan Lasi. Setelah mendengar itu, hati Lasi menjadi sedih, dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Karangsoga.
Di Karangsoga, dia menceritakan semua kejadian dan masalah yang dialaminya kepada Eyang Mus, sesepuh kampung itu. Di sana selain bertemu dengan orang tuanya dia juga bertemu dengan Kanjat, temannya semasa kecil yang sekarang sudah bekerja sebagai Dosen. Waktu malamnya, dia berbincang-bicang dengan Kanjat. Dan dia meminta Kanjat untuk mengantarkannya ke rumah pamannya di Sulawesi. Sebelum pergi, Kanjat meminta pendapat Eyang Mus. Dan Eyang Mus pun menyuruh keduanya untuk menikah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu di perjalanan. Karena Lasi dan Kanjat saling mencintai, akhirnya keduanya pun menikah.
Tak lama setelah mereka menikah, ada dua orang suruhan Pak Bambung memaksa Lasi untuk kembali ke Jakarta. Di Jakarta Lasi tinggal di rumah Pak Bambung. Suatu hari Bu Lanting menemui Lasi, dan Lasi berkata bahwa dia sekarang sedang mengandung anak hasil perkawinannya dengan Kanjat. Hal ini membuat Pak Bambung marah karena dia tidak suka pada wanita yang sedang hamil. Dan ini membuat hati Lasi tenang.
Waktu di Jakarta Lasi selalu menyempatkan dirinya untuk menelepon Kanjat dan memberitahukan bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Dan Lasi juga menceritakan tentang surat-surat penting milik Pak Bambung yang diberitahukan Bu lanting kepada Lasi. Suatu hari tidak sengaja Kanjat mendengarkan radio, dan di radio itu ada berita tentang pelobi tingkat tinggi yang telah berhasil ditangkap oleh polisi dan sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung, dengan dugaan adanya tindak korupsi. Orang yang ditangkap itu tak lain adalah Pak Bambung.
Berita tersebut membuat Kanjat kaget karena Lasi pasti ikut diperiksa dalam kasus ini, sebab Lasi menjadi wanita simpanan Bambung. Dan kanjat memutuskan untuk pergi ke Jakarta ditemani oleh Pardi, sopir truk gula yang biasa mengantar barang ke Jakarta. Di sana dia menuju ke kantor polisi untuk bertemu dengan Lasi. Dia ingin supaya Lasi cepat bebas, tetapi Lasi tidak langsung bebas dan dia tetap ditahan untuk selalu memberikan keterangan kepada polisi tentang Bambung. Dan Kanjat pun meminta tolong kepada temannya, seorang pengacara yang bernama Blakasuta. Blakasuta mau menolong Kanjat, dan akhirnya Lasi pun dapat bebas dari tahanan. Lasi dan Kanjat pun akhirnya pulang kembali ke Karangsoga.

SINOPSIS NOVEL AZAB DAN SENGSARA

Di sebuah kota kecil, Sipirok yang berada di wilayah Tapanuli pada Pegunungan Bukit Barisan terdapat sebuah keluarga. Keluarga tersebut terdiri dari seorang ibu yang sudah janda, bernama Nuriah. Dia memiliki dua orang anak. Anak pertama seorang gadis, Mariamin yang memiliki paras cantik dan berbudi pekerti halus. Anak kedua laki-laki yang berusia empat tahun. Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil dekat Sungai Sipirok. Mereka hidup bertiga penuh kesengsaraan dan kesedihan. Semua dijalaninya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, tidak pernah mengeluh dan putus asa. Semua permasalahan hidupnya diserahkan kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Kisah sedihnya bermula setelah kematian ayahnya Sutan Barigin. Sebelum ayahnya meninggal kehidupan mereka berada dalam kecukupan, tak kurang suatu apa pun. Rumah bagus, sawah yang luas, binatang ternak juga banyak. Semua harta yang banyak itu akhirnya lenyap habis. Harta yang habis itu diakibatkan oleh perilaku Sutan Barigin itu sendiri. Sutan barigin memiliki sifat tamak, rakus, keras kepala, tidak peduli pada istri serta mudah kena hasutan orang lain. Harta warisan yang seharusnya dibagikan kepada saudara yang berbeda nenek yaitu Baginda Mulia, Sutan Barigin tidak mau membaginya. Atas hasutan Marah Sait, Sutan Barigin malah memperkarakannya ke pengadilan. Yang paling keji Sutan Barigin tidak mau mengaku saudara pada Baginda Mulia. Sebenarnya Baginda Mulia mengajak berdamai saja, berapapun harta warisan yang akan diberikan Sutan Barigin kepadanya akan ia terima. Sutan Barigin tetap tidak mau dan ingin memperkarakan saja.
Sidang perkara warisan di gelar di Sipirok, semua biaya ditanggung oleh Sutan Barigin. Sutan Barigin kalah karena Baginda Mulia adalah saudara Barigin dan berhak separuh atas warisan neneknya. Sutan Barigin naik banding lagi ke pengadilan yang lebih tinggi di Padang. Untuk perkara perlu biaya yang besar, sawah dan ternak terjual habis. Yang untung adalah Marah Sait mendapat jatah uang juga dari Sutan Barigin. Sedangkan perkara dimenangkan oleh Baginda Mulia. Perkara dilanjutkan ke Jakarta, biaya lebih besar lagi. Sutan Barigin tetap kalah sampai akhirnya barulah ia sadar dan menyesal tidak mau menerima saran istri dan Baginda Mulia untuk berdamai. Sesal kemudian tidak berguna. Kesengsaraan dan kemalaratan saja yang dierima Sutan Barigin dan anak keluarga ikut menanggung azab dan sengsara. Sampai pada nasib terakhir Sutan Barigin terkena penyakit sampai akhirnya Tuhan mengambil nyawa orang yang tamak itu.
Kesedihan Mariamin disusul oleh kepergian kekasihnya Aminuddin ke kota Medan, hingga hancurlah semua cita-cita dan harapan yang telah terbina sejak lama. Di Medan Aminuddin bekerja di perkebunan tembakau. Ia mencoba menyurati Mariamin. Bahkan dalam suratnya mengatakan hendak meminang Mariamin untuk dijadikan istrinya.
Aminuddin menyuruh ayahnya agar melamar Mariamin. Tapi ayah Aminuddin malah membawa perempuan lain ke Medan dengan alasan Mariamin bukan jodoh Aminuddin. Pendapat itu bersumber dari seorang dukun yang dimintai pendapat ayah Aminuddin. Dengan sangat terpaksa, kecewa, dan menyesal Aminuddin menikah dengan perempuan yang tidak dicintainya karena cintanya hanya kepada Mariamin. Rasa bersalah pada Mariamin ia sampaikan lewat surat serta permohonan ma’af kepada keluarganya. Semua itu bukan kehendak Aminudin untuk meninggalkan Mariamin.
Di Sipirok Mariamin menikah dengan Kasibun atas anjuran ibunya. Kasibun seorang laki-laki hidung belang yang mengidap penyakit kelamin. Mariamin di bawa juga ke Medan oleh Kasibun. Di Medan Mariamin sempat bertemu dengan Aminudin. Di Medan pula ia merasakan penyiksaan dari Kasibun karena ia selalu menolak hasrat berahinya. Mariamin takut penyakit Kasibun menular kepadanya.
Tidak kuat dengan siksaan Kasibun, Mariamin pergi meninggalkan Medan dan pulang kembali ke Sipirok. Di Sipirok inilah berakhirnya penderitaan dan kesengsaraan Mariamin. Akhirnya Mariamin meninggal dunia untuk mengakhiri azab dan kesengsaraan di dunia yang fana ini.

C.I.N.T.A

CINTA……
Karta ini memiliki berjuta makna…
dan makna itu muncul ketika hati kita merasakan sesuatu..
antah sayang,takut,benci….

tapi….
Inilah CINTA….
yang terkadang redup diterpa aingin….
dan terkadang bagai nyala sebuah lilin ditengah hembusan angin…
meskipun kecil..,,,

Tapi,…,
Mampu tuk menerangi kebekuan di sudut hatimu…….

Senandung Cinta

apa yang kau rindu dengan hatimu
menanti rindu kan berakhir pilu
apa yang kau harap dari cinta?
mengharap cinta hanya menghadirkan luka….
mencintai bukan untuk dicintai..
mencintailah tanpa harapan
mencintailah dengan ketulusan
jangan mencintai dengan harapan
karena hanya asa yang kan kau raih..
belajarlah mencintai dengan hati
bukan dengan ego
atau dengan nafsu..
karena cinta dengan hati adalah yang abadi

Bara Api Cemburu

mengapa ku terbakar
saat kau tersenyum untuk yang lain
mengapa ku terhenyak
saat kau duduk di dekatku
mengapa ku marah
saat kau coba raih tanganku
mengapa ku menghindar
saat dirimu mendekat
apa yang salah
apa yang berbeda
aku tak mengerti
mengapa ini terjadi
aku tak tahu
kegalauan apa yang ada di hatiku
cinta kah?
atau justru benci?
jika cinta mengapa ku harus menghindarimu
jika benci
mengapa ku merindumu?
hati..
yak ada yang tahu
apa sebenarnya yang ia mau
jika pemiliknyapun tak mengerti
keterngan ap yg bisa dicari?

Selalu Ada

ku tercipta hanya untukmu
seluruh jiwa ini milikmu
tak ada yang bisa mengambilnya
selain dirimu..

ku terlahir hanya untukmu
raga ini tak kumiliki namun semua milikmu
kau hanya kau yang ku mau
tak ada yang lain yang kuingini..

kau
hanya kau yang bisa buat ku begini
kau
hanya kau yang mampu miliki diri ini
kau
untukmu kupersembahkan
seluruh jiwa,rasa,dan pengorbanan

Perjalanan Separuh Kerinduan

Haruskah geliat rindu yang kau simpan

pada getar dawai hati, bening kilau embun dan segaris cahaya pagi

membuatmu mesti berhenti pada sebuah titik yang kau namakan

tepian sebuah perjalanan panjang?

Kegetiran ini, katamu, melelahkan

dan membuatmu

kerap terkulai tanpa daya menggapai asa di lereng langit

yang telah beku dicekam gigil kangen lalu luruh satu-satu

serupa hujan membasahi belantara tak berujung

Memori yang telah kita pahat rapi pada dinding kenangan

adalah rumah tempat kita pulang dan berteduh dari reruntuhan musim,

kisah cinta yang absurd juga wadah atas segala kegagahan kita

untuk tetap bertahan dari bentangan jarak dan waktu

Pada akhirnya, hasrat itu akan kita titipkan bersama pada bentang bianglala

lantas menikmatinya, seraya berucap lirih:

“Jejak itu akan ada disana, dalam keindahan dan kepahitan, dalam kehilangan dan keberadaan,

dalam rindu yang menjelma

menjadi remah-remah berpendar terang yang jatuh sepanjang perjalanan”

SAAT INDAH MENGENANGMU

Kenangan itu selalu berjalan tertatih dalam benak

meniti sebuah perjalanan panjang tentang sebuah rasa yang tertinggal

pada relung hati dimana sunyi bersemayam bersama rindu

“Kadangkala,” katamu,”pada lirih sajak yang kuterbangkan bersama angin

senantiasa ada harap disana untuk menghampirimu di suatu ketika

sembari bercerita tentang janji, obsesi memiliki juga cinta”



Ah, belahan jiwaku,

Pesonamu selalu memercik pada riuh rendah pundak Malioboro,

denting syahdu gamelan, warna coklat tua gudeg yang nikmat,

gemulai penari keraton, pepohonan rindang di Bulaksumur dan

keramaian pasar Beringharjo.

Kamu ada, bersama segala keindahan yang menyertai

gigil kangen saat angin lembut yang membawa sajakmu

menerpa kalbu, perlahan, saat mengenangmu, saat mengingatmu

TENTANG DIA, YANG BERJARAK DENGAN RINDU PADAMU

Barangkali, kepanikan yang melanda dirimu
hanyalah serupa gerhana
yang melintas sekilas
lalu pergi meninggalkan sebaris jelaga di hatimu
bersama tangis getir disepanjang jejaknya

Sementara dia, yang berjarak dengan rindu padamu
tersenyum sembari membawa cahaya musim semi
meninggalkan sisa luka di tepian batinmu
dan airmata yang mengalir di sepanjang sungai kenangan
serta rasa sesal pada harapan dan cinta
yang telah kau semai diam-diam di ladang impian

“Barangkali”,katanya lirih,”tempatku pulang,
ada disana dan bukan disini”

Dan rona merah jambu diwajahmu sontak berubah
jadi selaksa awan kelam
yang luruh satu-satu menjelma benang-benang hujan
menggenangi palung jiwamu yang mendadak rapuh
dan lunglai tanpa daya

“Tempatnya berlabuh seharusnya pada dermaga ini,” tuturmu sedih
bersama embun yang meruap perlahan
dan impian lumat dalam gigil menggetarkan
yang membingkai selasar hatimu

PURNAMA TERISAK DI PUCUK MALAM

Purnama yang mengapung di rangka langit malam ini
seperti bercerita
tentang sebuah kehilangan yang pedih
dan jejak-jejak luka yang tertinggal
pada sepanjang bias cahaya lembutnya

Purnama yang menggigil di kelam malam
adalah pilu kegetiran yang kau sematkan pelan-pelan
pada rerumputan pekarangan
dimana embun dini hari
menyesapnya dalam-dalam, lalu membawanya pergi
seiring terik mentari esok pagi

Purnama yang menangis terisak di pucuk malam ini
mengantar segala nyanyian duka dan airmatamu
mengalir di sepanjang sungai kenangan
menuju muara yang jauh
dimana, katamu dengan lidah kelu,
“Aku tak tahu, apakah disana segalanya kelak
menjadi hangat mendamaikan
atau malah menjadi hangus tak bersisa”

JIKA SUATU KETIKA KITA TAK BERSAMA LAGI…

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau mengenang
segala kisah tentang kita
yang telah terpahat rapi di rangka langit
bersama segenap noktah-noktah peristiwa
juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
yang mewarnai seluruh perjalanan kita
Dalam Lengang, Tanpa Kata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kau tetap menyimpan
setiap denyut nadi yang berdetak
dan degup cepat debar jantung
saat mataku memaku matamu
disela derai gerimis menyapu beranda
kala kita pertama bertemu di temaram senja
Dalam Sepi, Tanpa Suara

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita meletakkan segala perih itu
disini, pada titik dimana kita akan berbalik
dan menyimpan senyum dibelakang punggung masing-masing
lalu membiarkan waktu menggelindingkannya
hingga batas cakrawala
bersama sesak rindu tertahan didada
Dalam Diam, Tanpa Airmata

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin cinta itu tetap tersimpan rapi
pada larik bianglala, pada hujan, pada deru kereta,
pada embun di rerumputan, pada pucuk pepohonan
sembari memetik mimpi yang telah kita sematkan disana
lalu mendekapnya perlahan
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
Aku ingin kita akan tetap saling menyapa
lalu merajut angan kembali
seraya meniti ulang segala jejak yang sudah kita tinggalkan
lantas menyadari bahwa menjadi tua adalah niscaya
dan untuk itu kita tak perlu ambil peduli
karena kita tahu

Dalam Lengang, Tanpa Kata
Dalam Sepi, Tanpa Suara
Dalam Diam, Tanpa Airmata
Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

Ada Bahagia
Untuk Kita
Hanya Kita…

Meniti Garis Edar Pesonamu

Bagai harum hutan pinus di sisi bukit atau

wangi melati di pekarangan

Aroma cinta yang kau taburkan

melayang lembut dengan konfigurasi warna-warni

pada lanskap kesunyian yang terhampar sepanjang perjalanan

pada atmosfir lara yang telah kita hirup dengan nafas tersengal

juga di sepanjang selasar kenangan dimana luka itu kita tinggalkan disana

“Melepasmu,” tuturmu dengan mata basah, “laksana mencabut cengkraman kuat akar sebatang pohon kecil dari tanah”

Menghentak. Memilukan. Menyakitkan.

Dan pada lengkung bianglala yang membentang di horison langit

hingga ujung batas cakrawala

Aku akan meniti garis edar pesonamu yang tak jua pudar

sembari menggenggam perih dan sesak rindu sekaligus

serta harapan yang luruh sia-sia

juga keheningan yang mencekam disudut hat

Hampa ( Chairil Anwar )

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Penerimaan ( Chairil Anwar )

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

Aku ( Chairil Anwar )

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Perelaan hati

Sangat pedih hati ini
Hilang semua janji, semua mimpi
Serasa terbentur puing-puing bangunan
Yang meluluh lantakkan hati dan jiwa ini

          Dia kini telah pergi jauh
          Terbang tinggi tinggalkan aku
          Kuingin menyusulnya disana
          Tapi apa daya, kau telah bersamanya

Kan kucoba untuk merelakan semua
Aku juga bahagia melihat kau bahagia
Karena kau pelangi, dengan warnamu hiasi hati ini
Karena kau selalu ada di palung hati

Mengaji (puisi anak)

Masih kecil diajar mengaj
Besok kalau sudah besar supaya mengerti
Mengajiku mudah syaratnya
Asalkan taat kepada gurunya

          Agama Islam agama suci
          Siapa yang tidak mengaji pasti akan rugi
          Rugi dunia tidak dapat apa-apa
          Rugi akhirat masuk neraka

Neraka itu berupa api
Kalau disiksa tiada henti-henti
Maka, teman ayo mengaji
Sebelum datangnya mati

Hampa tanpamu

Sekarang suda tak seperti dulu lagi
Saat-saat kita selalu bersama-sama
Karena kini kau telah pergi
Pergi dengan dirinya

      Aku melihat semua itu
      Bagai langit runtuhan dunia jiwaku
      Terhimpit gelapnya kepedihan batinku
      luluhkan segala makna sucinya hadirku

               Mungkin suatu hari nanti kita dipertemukan kembali
               Untuk selalu bersama-sama lagi
               Dan aku percaya akan hal itu 
               Karena tak ada yang melebihi kekuasaanNYA 

Missing You



Missing You

masih saja ku merindu mu..
meski langit dan bumi tak merestu..
meski hati dan logika tak menyatu..
masih saja ku merindu mu..

ahhh..
lelah hati ku terus bertarung bersama logika..
mengapa tak pernah kutemukan jawaban
siapa yang mestinya ku ikuti??

Logika yang tak pernah mengizinkan rindu menghinggapi pikiran ku..
Ataukah..
Sang hati yang selalu meminta ku mengikuti kata-katanya ??

Lagi…lagi. ..
Aku bingung!
Sedang kau masih disana
Terdiam dan tak mau tahu segala gelisah ku..