Selasa, 14 Juni 2011

SINOPSIS NOVEL BEKISAR MERAH

Lasi adalah seorang wanita berparas ayu dari desa Karangsoga, Bali. Ia berayahkan bekas serdadu Jepang dan beribu asli suku Jawa. Kulitnya yang putih dan matanya yang indah telah membawanya menjadi “bekisar” untuk hiasan sebuah gedung dan kehidupan mewah seorang lelaki kaya di Jakarta.
Kepergian Lasi ke Jakarta karena ia merasa dikhianati oleh Darsa, suaminya. Darsa menikah lagi dengan Sipah, anak dukun urut yang menyembuhkannya setelah jatuh dari pohon kelapa karena Sipah telah hamil. Di Jakarta, Lasi bertemu dengan Bu Koneng. Melalui Bu Koneng inilah Lasi kemudian berkenalan dengan Bu Lanting. Bu Lanting menjadikan Lasi sebagai anak angkat dan semua kebutuhannya tercukupi. Dia tidak perlu bekerja berat seperti ketika masih tinggal di desa, setiap hari ia harus terjerang panas api ketika memasak gula. Namun sekarang, setiap hari ia hanya belanja dan berhias.
Lasi bertemu dengan Pak Handarbeni, seorang lelaki tua kaya raya di rumah Bu Lanting. Akhirnya ia menikah dengan Pak Handarbeni setelah mengurus perceraiannya dengan Darsa. Kehidupan Lasi pun berubah total. Segala keinginan yang dulu hanya ada dalam mimpinya, sekarang terwujud nyata di depan matanya. Handarbeni begitu memanjakan Lasi.
Tidak sampai satu tahun, Lasi mengetahui bahwa ternyata Handarbeni telah mempunyai dua istri. Dalam seminggu Handarbeni hanya tiga kali pulang ke Slipi, sangkar Lasi. Selebihnya, ia pulang ke rumah dua istrinya yang lain. Kenyataan itu pun tidak menjadi masalah bagi Lasi karena ia dapat mengatasinya dengan kompensasi kemakmuran yang didapatnya dari Handarbeni. Namun ada satu hal yang membebani Lasi yaitu kenyataan bahwa Handarbeni sudah mendekati impoten. Lasi pun mengatasi masalah lemahnya kelelakian Handarbeni dengan menekan hatinya karena masih memiliki keyakinan orang Karangsoga yaitu harus “nrima” apa adanya suratan dari Tuhan.
Lasi merasakan bahwa perkawinannya dengan Handarbeni hanya sekedar main-main. Lasi merasa dirinya hanya dijadikan pelengkap rumah, untuk pajangan sebagai kesenangan dan gengsi. Dalam kegalauan hatinya, ia menginginkan Kanjat, seorang pemuda Karangsoga yang tertarik padanya, dan juga sebaliknya, dapat membawanya lari dari rumah Pak Handarbeni. Namun, semua itu hanya ada dalam angan-angan Lasi. Jiwa Lasi memberontak. Dia sebagai istri tidak mau mengkhianati perkawinannya itu dengan mencari kepuasan nafsu pada laki-laki lain. Kanjat sendiri tentunya tidak berani mengambilnya dari tangan Pak Handarbeni karena tahu bahwa Lasi masih menjadi istrinya. Kanjat sendiri merasa minder melihat keberadaan Lasi sekarang ini yang sudah menjadi orang kaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar