Selasa, 14 Juni 2011

KUMPULAN CERPEN SANG PRESIDEN

• Tema : Politik
 Cerpen “ Sang Presiden “
 Cerpen “ Partai Baru “
Sinopsis :
kedua cerpen diatas menceritakan kehidupan politik yang ada di negeri ini. Pengarang menuliskan cerpen ini yang sifatnya menyindir nageri ini yang amburadul dengan semakin merajalelanya korupsi, kekacauan politik terus menjadi-jadi, konflik sosial meledak dimana-mana, pengangguran semakin membengkak tak terkendali, hukum tetap saja kusut, utang di luar negeripun kian menggelembung.
Seperti cerita dalam cerpen “Sang Presiden” yang menceritakan tokoh Haryo Timbil atau Haryo Sungkowo yang ingin menjadi presiden di Negeri tercinta ini. Sejak SMP sudah jelas bakatnya di bidang politik. Dia sering berbicara “Jadi Presiden itu gampang-gampang saja, yang penting bisa ngomong dan ngemong rakyat. Melayani kedaulatan rakyat yang harus dijunjung tinggi-tinggi, dan jangan sekali-sekali menyakiti hati rakyat”. Dia mengatakan begitu karena dia muak dengan janji-janji manis Presiden kepada rakyat kecil sewaktu mencalonkan diri menjadi presiden.
Sedangkan dalam cerpen “Partai Baru” menceritakan tokoh Bandempo yang gemar dengan kampanye, tetapi dia tidak mau membeda-bedakan partai satu dengan partai lainnya karena dia cinta nereka semua. Dia tidak mau terjebak dalam fanatisme golongan atau partai tertentu. Dia terharu melihat terus maraknya dan melenggang pejabat-pejabat tinggi dari semua partai yang membudayakan korupsi, manipulasi, kolusi. Bandempo terlongong bengong melihat kenyataan itu semua. Hati nuraninya terpanggil untuk mendirikan suatu partai politik yang bukan sembarangan partai. Partai itu bernama PJB ( Partai Jin Bersatu ).


Komentar saya :
cerpen “Sang Presiden” dan cerpen “Partai Baru” ini merupakan cerpen yang sangat menarik karena menceritakan cerita yang bersifat menyindir Negeri Ini yang lagi kacau, sehingga menarik perhatiaan pembaca untuk membacanya. Bahasanya juga jelas sehingga mudah di pahami oleh pembaca.



• Tema : Kesetiaan Dalam Rumah Tangga
 Cerpen “ Parfum ”
 Cerpen “ Lukisan “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen diatas menceritakan sebuah cerita tentang seorang istri yang meragukan kejujuran dan kesetiaan suaminya. Sang istri menuduh kepada suaminya telah menghianatinya dan berselingkuh dengan wanita lain. Tetapi tuduhan sang istri itu tidak benar setelah sang istri mnyelidiki semuanya. Sang istri merasa bersalah telah meragukan kesetiaan suaminya.
Seperti cerita dalam cerpen “Parfum” yang menceritakan tokoh Kartini yang lagi mogok alias ngambek kepada suaminya, sampai-sampai Kartini tidak sudi dijamah lagi oleh suaminya Pradipto. Pradipto terlongo keras, sementara istrinya Kartini melenggang masuk ke kamar. Seperti seekor anjing yang setia pada majikannya, Pradipto melangkah mengikuti sang istri tercinta. Ternyata hanya gara-gara parfum di baju yang dia pakai kemarin yang membuat Kartini cemburu dan meragukan kesetiaannya. Pradipto menjelaskan kepada istrinya kalau bau parfum itu adalah bau parfum yang di semprotkan oleh salesgirl yang berjulan parfum di Pondok Indah Mall. Kartini masih kurang percaya dan dia menyelidiki di Pondok Indah Mall apakah yang di katakan suaminya itu benar. Ternyata yang dikatakan suaminya itu memang benar bau parfum yang disemprotkan oleh salesgirl yang berjual parfum itu. Kartini menyesal dan merasa bersalah telah meragukan kesetiaan suaminya. Kartini pun bersyukur atas kesetiaan dan kejujuran suaminya.
Sedangkan dalam cerpen “Lukisan” menceritakan tokoh Rahmanto yang senang dengan melukis. Lukisan yang rampung ia garab langsung ia pajang di dinding-dinding rumahnya. Rahmanto melukis karya terbarunya dan menempelkannya di dinding rumahnya yaitu lukisan “Ibu pedagang sayur dan anaknya”. Suryani mulai curiga ketika lukisannya tidak ada di dinding dan suaminya belum pulang karena tidak semestinya pukul 24.00 suaminya belum pulang. Padahal biasanya pukul 20.00 suaminya sudah sampai di rumah. Suryani mengira suaminya telah keluar dengan wanita lain dan memberikan lukisan kesayangannya pada wanita itu. Suryani mulai cemburu dan menuduh suaminya telah berselingkuh dengan wanita itu. Tetapi setelah Rahmanto mengeluarkan sebuah cek dari sakunya kepada Suryani yang bernilai 10 juta rupiah hasil penjualan lukisan itu dan yang membeli adalah wanita iu yang bernama Belinda seorang kolektor lukisan. Akhirnya Suryani menyesal karena sudah menuduh suaminya berselingkuh. Suryani pun mengikik keras-keras dan tak henti-henti menciumi suaminya Rahmanto.



Komentar saya :
Kedua cerpen ini menarik dengan menceritakan cerita kehidupan di rumah tangga, dimana sang istri tidak percaya lagi dan menuduh kalau sang suami berselingkuh. Cerpen ini juga menggunakan bahasa Indonesia tanpa terdapat majas-majas di dalamnya sehingga memudahkan pembaca untuk mengerti dan memahaminya.



• Tema : Perselingkuhan
 Cerpen “ Kuping “
 Cerpen “ Pembunuh Bayaran “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan cerita tentang hubungan gelap atau perselingkuhan yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga. Akibat perselingkuhan itu ada yang membuahkan hasil atau anak haram seperti cerita di dalam cerpen “Kuping”, ada pula yang mengakibatkan nyawa melayang gara-gara perselingkuhan itu seperti cerita di dalam cerpen “Pembunuh Bayaran”.
Seperti cerita dalam cerpen “Kuping” yang menceritakan tokoh maryatun yang di fitnah menjalin hubungan gelap atau berselingkuh dengan Pak wongso. Mereka pun di arak paksa oleh warga kampung kedepan rumah Pak RT untuk mengakui tindakan bejat mereka. Maryatun membantah tuduhan warga tentang berita perselingkuhannya dengan Pak Wongso. Sesungguhnya warga juga mengetahui kalau Pak wongso itu Impoten. Maryatun menjelaskan kembali kalau Pak Wongso sudah tidak bisa apa-apa lagi ( Impoten ). Ddan dia juga menjelaskan tentang keberadaanya di rumah Pak wongso hanya membantu mengeroki punggung Pak Wongso karena Pak Wongso lagi sakit. Akhirnya Maryatun membuka kartu kalau Pak RT-lah sebenarnya yang pernah mengencaninya sampai 5 kali, sebelum dia diangkat menjadi RT. Si Cempluk anak Maryatun itu adalah bukti hasil perselingkuhannya dengan Pak RT. Istri Pak RT kaget dan shock mendengar berita kejujuran dari Maryatun.
Sedangkan dalam cerpen “Pembunuh Bayaran” menceritakan cerita tokoh Bonyong yang tergiur dengan tawaran 100 juta dan sebuah rumah BTN tipe sedang oleh Dokter muda Subrantas jika berhasil membunuh seorang Bankir terkenal bernama Dr. Bill Soponyono,MBA yang selama ini menjalin hubungan remang-remang atau berselingkuh dengan istrinya. Ketika Bonyong mau membunuh dengan menembak Bill Soponyono, Bill memberi tawaran yang lebih besar daripada tawaran Subrantas. Bill menawarkan 300 juta dan rumah mewah di kawasan real astate jika berhasil membunuh Subrantas agar hubungannya dengan istri Subrantas tidak ada yang menghalang-halangi. Akhirnya Bonyong berhasil membunuh Subrantas. Dan Bonyong mendapatkan imbalan yang di janjikan oleh Bill. Ketika Bonyong mengambil surat-surat rumah yang telah di janjikan Bill, Bonyong juga menembak Bill hingga tewas karena Bonyong tertarik pada Istri Subrantas yang sangat cantik dan seksi.


Komentar saya :
Dalam cerita di dalam cerpen-cerpen di atas itu seperti teks-teks yang ada di sebuah drama karena banyak dialog-dialog antar tokoh yang ada dalam cerita cerpen-cerpen di atas. Cerpen ”Kuping” lebih banyak menggunakan majas-majas seperti majas personifikasi dan majas hiperbola daripada cerpen “Pembunuh Bayaran”. Sehingga cerpen “Kuping” bahasanya lebih sulit di pahami oleh pembaca daripada cerpen “Pembunuh Bayaran”.





• Tema : Misteri
 Cerpen “ Jodoh ”
 Cerpen “ Obituari
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang misteri yang tidak terungkap. Dan beritanya menyebar ke masyarakat ramai sehingga terjadi perbedaan, ada yang percaya dengan kejadiaan itu dan ada juga yang tidak percaya dengan kejadian itu.
Seperti cerita dalam cerpen “Jodoh” yang menceritakan tokoh Djody yang terus mencari jodoh terutama di kontak jodoh. Djody adalah dosen hebat dan pengamat ekonomi yang kini usianya 38 tahun dan hingga kini belum mendapatkan jodoh. Ibunya yang selalu menyuruhnya menikah membuat Djody untuk cepat-cepat mencari jodoh. Akhirnya Djody mendapat kenalan wanita dari kontak jodoh. Wanita itu berasal dari kota pelajar Yogyakarta. Wanita itu mengajak Djody ketemuan di pantai parangtritis. Djody akhirnya datang di Kota Yogyakarta tepatnya di pantai parangtritis. Lalu mereka saling bertemu dan saling mengobrol dengan menaiki bendi (delman) di pinggir parangtritis. Esok harinya Koran-koran daerah dan Koran-koran Ibu kota ramai memberitakan misteri lenyapnya seorang dosen atau pengamat ekonomi dan seorang kusir dan kudanya di Parangtritis. Warga menduga wanita yang bersama Djody itu adalah jelmaan Nyi Roro Kidul.
Sedangkan dalam cerpen “Obituari” menceritakan tokoh Musarib (60) adalah orang yang gemar menulis obituary untuk mengenang sahabat kental atau sahabat karibnya yang sudah meninggal dunia. Musarib kemudian menulis obituary tentang temannya seorang Jenderal Purnawirawan yang obname di rumah sakit. Tiba-tiba Musarib merasakan dadanya nyeri, nyeri sekali. Namun dia hanya sekedar masuk angin saja. Ketika tulisan obituary tentang temannya hampir selesai, sontak ia di tikam rasa jenuh untuk meneruskan tugasnya itu. Dan dia nafsu dan hanya ingin menulis obituary tentang dirinya sendiri, dan ia mengirimkan obituari tentang dirinya itu ke kantor majalah berita mingguan yang langganan memuat karyanya. Musarib merasa seperti ajal mau menjemputnya. Makanya dia menuliskan obituary tentang dirinya sendiri.


Komentar saya :
Cerpen-cerpen diatas adalah cerpen yang menarik perhatian pembaca untuk membacanya. Apalagi cerpen “Jodoh” yang tokoh perempuannya adalah jelmaan Nyi Roro Kidul. Sehingga pembaca merasa penasaran dan ingin membacanya. Sedangkan cerpen “Obituari” lebih banyak menggunakan kata-kata perumpamaan sehingga pembaca lebih sulit untuk mengerti atau memahaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar