Selasa, 14 Juni 2011

SINOPSIS NOVEL TURUN KE DESA

Sartini adalah karyawan R. Suleman di kantor adpokat dan prokol “Suleman & Bakri” yang kenamaan. Selama bekerja di tempat itu Sartini mulai menaruh hati pada Suleman. Sartini merasa Suleman itu seorang pimpinanyang baik. Dia tidak menuntut macam-macam dari karyawannya dan bersikap biasa saja kepada semua orang. Walaupun Suleman kadang-kadang agak dingin padanya. Namun, Sartini merasa nyaman jika berada disamping Suleman dan bekerja membantu pekerjaannya. Menurut Sartini bosnya itu berbedadengan Mr. Bakri yaitu sahabat dari Suleman. Mr. Bakri selalu memerintah karyawannya dengan seenak hati dan tidak bias menghormati orang lain.
Suatu hari Sartini merasa kecil hati, saat mengetahui bahwa Suleman telah bertunangan dengan Zuraidah yaitu seorang pemain film. Dibanding dengan dirinya Zuraidah sangat jauh berbeda. Dilihat dari penampilan maupun materi, Zuraidah lebih unggul segala-galanya daripada Sartini. Namun, Sartini sudah cukup merasa bahagia hanya dengan bekerja membantu Suleman.
Pagi hari Suleman terburu-buru untuk berangkat ke kantornya, dia mendengar kabar bahwa dia akanditangkap polisi, jika tidak bias membayar semua hutang-hutang kantornya. Setibanya di kantor ternyata berita itu benar. Suleman mendapatkan sebuah surat yang isinya dia harus membayar semua hutang-hutangnya. Seketika itu Suleman tertunduk lemas tak berdaya di kursinya. Sekarang dia telah bangkrut dan bahkan dia bias masuk penjara.
Suleman mendatangi Bakri, sahabatnya itu dengan tujuan meminjam uang untuk menyelesaikan masalahnya itu. Namun, tak disangka-sangka oleh Suleman bahwa sahabatnya itu malah tidak mau membantu dan mengejeknya bahwa dia sekarang telah bangkrut dan tidak punya kekuasaan lagi. Mendengar jawaban sahabatnya itu Suleman menjadi lebih pusing dan frustasi. Sahabat yang dianggap baik dan bias membantunya malah menusuknya dari belakang.
Berita bangkrutnya Suleman telah cepat sampai ke telinga Zuraidah, sang tunangannya itu. Sikap Zuraidah sungguh membuat Suleman sangat kaget. Zuraidah langsung memutuskan pertunangan tersebut dan tidak mau berhubungan lagi dengan Suleman. Suleman merasa sudah jatuh tertimpa tangga pula. Dia merasa semua orang yang selama ini dianggapnya baik, sekarang malah tidak ada yang mempedulikannya disaat dia membutuhkan bantuan mereka.
Melihat kondisi Suleman seperti itu, Sartini tidak tega dan sungguh merasa kasihan. Dia sangat ingin menolong pujaan hatinya tersebut. Sartini mencoba membantu Suleman dengan menggadaikan rumah satu-satunya tanpa sepengetahuan ibunya. Sartini membuat iklan untuk menggadaikan rumahnya tersebut. Setelah beberapa hari, iklan tersebut ternyata ada yang berminat. Sartini merasa bahagia, karena sebentar lagi ia bias menolong bosnya dari masalahnya.
Seseorang yang berminat dengan iklan Sartini tersebut meminta Sartini untuk datang ke rumahnya. Sartini pun menyanggupinya. Setelah sampai di rumah tersebut Sartini sungguh kaget, karena orang tersebut adalah Sayid Alwi bin Zahar yaitu seseorang yang membuat Suleman bangkrut.
Sayid Alwi bin Zahar bersedia membeli rumah tersebut dengan satu syarat yang diajukan kepada Sartini. Demi untuk menolong Suleman, Sartini pun bersedia dengan perjanjian tersebut. Sayid Alwi bin Zahar meminta pada Sartini untuk mengikuti dan mematuhi segala perintahnya dan tidak boleh membangkangnya sedikitpun selama enam bulan.
Sartini pun berhasil menolong Suleman tanpa sepengetahuannya, karena identitasnya disembunyikan sehingga Suleman tidak dipenjara. Setelah masalahnya selesai Suleman mulai mendekati Sartini, karena dia merasa hanya Sartinilah yang peduli dengannya saat dia menghadapai masalah yang sangat sulit. Suleman pun mulai tertarik pada Sartini dan dia mengungkapkannya pada Sartini. Sartini tidak bias menjawab apa-apa. Dia memberitahukan bahwa dia tidak bias bersama lagi dengan Suleman dalam waktu enam bulan terakhir ini, karena dia harus memenuhi perjanjiannya tersebut dengan induk semangnya yang baru. Namun, Sartini juga mengungkapkan bahwa dia juga tertarik pada Suleman.
Di suatu tempat Suleman melihat Sartini bersama dengan Sayid Alwi bin Zahar. Suleman marah dan tidak menyangka bahwa Sartini bekerja pada musuh yang telah membuatnya bangkrut dan hampir dipenjara. Sartini pun tak kuasa untuk menjelaskan semuanya pada Suleman, karena dia harus menuruti Sayid Alwi bin Zahar.
Sayid Alwi bin Zahar membawa Sartini ke kampung halamannya dan bermaksud akan diberikan pada neneknya. Sayid Alwi bin Zahar bermaksud merebut semua kekayaan nenek Sartini dengan menggunakan Sartini untuk ditukarkan.
Sartini pun berbaikan dengan neneknya yang semula neneknya itu sangat membenci dirinya dan ibunya. Hal itu disebabkan ibunya kawin lari tanpa persetujuan neneknya. Di desa itulah Sartini bertemu lagi dengan Suleman yang ternyata Suleman mengabdikan dirinya di desa itu untuk memimpin sebuah pabrik. Suleman dipercaya bupati setempat untuk memimpin pabrik tersebut, karena Suleman dianggap mampu dan barasal dari Jakarta pula. Suleman dan Sartini akhirnya dapat bersatu di desa itu dan disetujui oleh ibu dan nenek Sartini. Mereka berdua menikah dan hidup bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar