Selasa, 14 Juni 2011

KUMPULAN CERPEN BULAN REBAH DI MEJA DIGGRES

• Tema : Kerinduan
 Cerpen “ Rumahku Segalanya “
 Cerpen “ Sum Sudah Pulang “
 Cerpen “ Mona “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang kerinduannya sesuatu, misalnya pada tempat tinggal seperti dalam cerpen “Rumahku Segalanya”, pada seseorang yang sedang bekerja di luar negeri dan lama tidak pulang dan tak ada kabarnya seperti dalam cerpen “Sum Sudah Pulang” dan dalam cerpen “Mona”.
Cerpen “Rumahku Segalanya” menceritakan tokoh aku yang merindukan rumahnya beserta isinya. Dia ingin kembali ke rumahnya dulu yang menghadap lautan, tidak begitu dekat dengan tepi pantai. Yang ia tinggalkan bertahun-tahun karena berpetualang atau mengembara dari satu tepi pantai ke ujung pulau lainnya. Mendaki pegunungan dan menuruni lereng. Akhirnya tokoh aku pulang dan mengakhiri petualangannya itu hanya karena kerinduannya pada rumah beserta isinya. Sesampai di rumahnya yang sudah lama di tinggalkan, ia langsung mengambil air membasuh seluruh tubuh. Dia kenakan sarung dan kopyah, dia langsung melakukan sholat.
Cerpen “Sum Sudah Pulang” menceritakan tokoh aku dan semua tetangganya yang merasa amat bahagia karena Sum yang menjadi TKW di Malaysia akhirnya pulang juga. Tokoh aku dan Si Mbok merasa cemas dan takut karena maraknya pemberitaan tentang penyiksaan TKI di Malaysia. Di sisi lain mereka sangat rindu dengan Sum yang sudah lama tidak pulang dan tak ada kabar. Sum di sana mendapatkan majikan yang kejam dan mata buaya. Akhirnya Sum tidak kembali lagi bekerja ke Malaysia. Dia akan menikah dengan Jumadi.
Cerpen “Mona” menceritakan tokoh Mona yang sering menyendiri di tepi pantai untuk menunggu suaminya Zastmokovic yang belum pulang dari berlayar ke luar negeri hingga usia perkawinannya yang kelima. Mona percaya pada suaminya. Ia yakin bahwa suaminya yang jujur tak akan membohonginya. Tidak ada kabar sama sekali dari Zastmokovic. Tetapi Mona akan selalu menunggu suaminya itu. Dia sangat merindukannya dan dia juga sangat mencintainya, hingga tidak bisa membuat hatinya terbagi.


Komentar Saya :
Dalam cerpen-cerpen di atas penulisan bahasanya telah menggunakan ejaan yang sudah disempurnakan. Jadi cerpen ini lebih mudah untuk dipahami. Ceritanya juga membawahkan cerita yang cukup menyedihkan namun menarik, sehingga pembaca dapat tertarik dengan kemenarikan cerita-cerita tersebut. Alur cerita ketiga cerpen di atas adalah alur maju mundur atau alur campuran.


• Tema : Lika-liku Dalam Rumah Tangga
 Cerpen “ Bulan Rebuh Di Meja Diggres “
 Cerpen “ Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ? “
Sinopsis :
Kedua cerpen di atas menceritakan tentang permasalahan dalan kehidupan berumah tangga. Ada masalah tentang orang ketiga dalam rumah tangga seperti dalam cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres” sehingga sang istri merasa terasingkan dalam keluarga. Ada juga masalah tentang kegagalan dalam rumah tangga yang gagal mendidik anak-anaknya, gagal menjadi suami yang baik untuk sang istri seperti cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam”. Sehingga merasa kesepian di tinggal orang-orang yang di sayangi.
Cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres“ menceritakan tokoh Vivi yang sering kali datang di kafe Diggres. Dia selalu menghabiskan malam di kafe itu dengan ditemani rook mild-nya. Terlalu banyak mendesak beban dalam dirinya. Soal putri satu-satunya yang diambil paksa oleh mertuanya. Tentang suaminya yang berselingkuh dengan teman sekantornya. Bahkan mereka sudah merencanakan untu menikah. Kalau rumah tangganya di ibaratkan dengan sebuah kapal, maka kapal itu sekarang sudah bocor oleh gesekan batu karang yang tajam. Dan dia yakin lambat laum kapal itu akan tenggelam.
Cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ?“ menceritakan tokoh yang bernama Sam (55) itu merasa bener-benar kesepian. Habis di tinggal lima anaknya yang merantau dan terlantar. Meski tinggal seatap dengan istrinya, tetapi Sam tidak pernah di gubris oleh Mar istrinya. Mar pernah di kecewakan Sam yang diam-diam beristri lagi. kekecewaan itu terus ia pupuk. Lelaki itu merasa sangat kesepian. Malam baginya adalah siksa. Dan dia berfikir kapan Tuhan menghapus malam sekali saja dalam perjalanan ini. Sam menyesal telah melakukan berbagai kesalahan dalan hidup rumah tangganya. Ia gagal menjadi ayah dan suami yang baik. Suatu hari Tuhan menghapus malam dari malam-malam Sam yang lain, Sam meninggal dunia.


Komentar Saya :
Cerpen-cerpen ini sangat bagus untuk mengoreksi diri khusunya bagi orang sudah berumah tangga atau berkeluarga. Bahasanya menggunakan bahasa Indonesia, tetapi terdapat kata-kata perumpamaan sehingga sedikit sulit pembaca dapat memahaminya. Cerpen “Bulan Rebuh Di Meja Diggres“ alurnya maju, sedangkan cerpen “Mengapa Tuhan Tak Menghapus Malam ?“ alurnya campuran.




• Tema : Cinta
 Cerpen “ Bidadari Yang Mengepak Di Malam Takbiran “
 Cerpen “ Elang Di Atas Cangkang “
Sinopsis :
Cerpen-cerpen di atas menceritakan tentang sebuah kekutan cinta yang ada pada sepasang kekasih hingga menjadi sepasang suami istri. Walau terdapat godaan dalam rumah tangganya, kekuatan cinta antara mereka berdua bisa mengatasinya.
Cerpen “Bidadari Yang Mengepak Di Malam Takbiran“ menceritakan pasangan suami istri yang bernama Anton dan Karina. Mereka dahulu menikah tanpa restu orang tua dari Karina. Dalamnya rasa cintanya yang membuat mereka nekad untuk tetap menikah walau tanpa restu dari orng tuanya. Akhirnya Karina di usir dari rumah setelah pernikahan itu. 8 tahun ia menjalani hidup bersama Anton dan dikaruniai 1 anak perempuan yang bernama Fitri. Karina ingin bersilatuhrahmi dengan orang tuanya lebaran nanti setelah 8 tahun tak bertemu. Rasa takut menghantuhi perasaan mereka berdua ketika dalam perjalanna ke rumah orng tua Karina. Mereka takut di tolak kehadirannya itu. Sesampai di rumah orng tua Karina, papa karina menyambutnya dengan ramah. Mama Karina sudah sebulan obname di rumah sakit karena komplikasi. Mamanya senang mereka datang karena sudah 8 tahun tahun tidak bertemu anak dan menantunya, bahkan sekarang mamanya mempunyai cucu dari mereka. Kehadiran mereka menjadi keutuhan keluarga di saat kumandang takbir di malam Idul Fitri.
Cerpen “Elang Di Atas Cangkang“ menceritakan tokoh Maman seorang nelayan yang setiap malam melaut demi mewujudkan keinginan istrinya, yang ingin televisi dan tape recorder. Maman melaut dengan ditemani seeokor burung Elang yang singgah di cangkang prahu maman. Ranis istrinya sangat mencintai Maman. Ketika Maman sedang melaut, maman dan berung elang di terjang oleh badai yang anginnya sangat besar, ombaknya bergulung-gulung. Ranis mendesis dekat di tubuh Maman yang belum siuma akibat di terjang badai itu. Ia tiupkan nafas baru ke mulut Maman sambil berkata “ini aku Ranis perempuan yang sngat mencintaimu”. Lalu mata Maman berkejab-kejab dan Maman mulai siuman.


Komentar Saya :
Bahasa yang digunakan dalam cerpen-cerpen ini sangat mudah dipahami karena memakai bahasa Indonesia. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga dalam cerita. Setting dan latar yang digunakan sangat jelas. Karakteristik cerpen-cerpen ini adalah kekuatan cinta. Alur kedua cerpet di atas adalah alur maju mundur atau campuran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar